Valuasi

🍜 INDF: Laggard Play with Limited Downside (All-Time Low Valuation) by Edi Chandren

Penulis: Edi Chandren | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Rahmanto Tyas Raharja, Vivi Handoyo Lie

Published date: 16/2/2024

  • Dengan korelasi kinerja dan harga saham ICBP dan INDF yang tinggi, INDF berpotensi menyusul kenaikan ICBP belakangan ini (laggard).

  • Risiko downside tampak terbatas dengan valuasi terendah sepanjang masa, sementara laba bersih capai level tertinggi sepanjang masa.

  • INDF juga menawarkan  dividen yield yang cukup menarik sebesar 5–6%.

Deskripsi: Pergerakan harga saham INDF (biru) dan ICBP (hijau) dalam 5 tahun terakhir.
Sumber: Charbit Stockbit

Executive Summary

Dengan kontribusi laba Indofood Sukses Makmur ($INDF) yang didominasi (~80%) dari Indofood CBP Sukses Makmur ($ICBP), INDF secara fundamental semakin menjadi proxy dari saham ICBP. Apalagi, tren kontribusi ini juga cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Namun, kami melihat terdapat anomali saat ini. Ketika harga saham ICBP telah pulih dan naik sekitar +16% dari titik terendahnya pada 1 November 2023 hingga penutupan 15 Feb 2024, pergerakan harga saham INDF justru masih cenderung flat. Dari aspek valuasi, INDF kini diperdagangkan pada 5,5x 1-Year Forward P/E, sementara ICBP pada 13,8x. Diskon P/E INDF terhadap ICBP mencapai 60%, level tertinggi sejak 2018.

Kami menilai, anomali valuasi dan pergerakan harga saham di atas membuka peluang bagi investor untuk mengakumulasi INDF. Dengan korelasi kinerja dan harga saham yang tinggi secara historis, kami menilai INDF berpotensi menyusul pergerakan saham ICBP (laggard).

Secara valuasi, kami menilai, baik secara nominal (5,5x P/E dan 0,80x P/BV) maupun relatif (60% diskon terhadap ICBP), valuasi INDF saat ini telah mencapai mencapai level yang murah, bahkan terendah sepanjang masa (all-time low). Padahal, kinerja laba bersih INDF  per 2023 mencapai level tertinggi sepanjang masa (all-time high), berdasarkan estimasi kami. Oleh karena itu, kami menilai risiko downside lanjutan tampak terbatas, sekaligus memberikan peluang upside yang menarik jika level diskon mengecil.

INDF juga menawarkan dividen yang cukup menarik, dengan yield sebesar 5–6% per tahun dari tahun buku 2023 dan 2024, berdasarkan estimasi konservatif kami. Dari aspek prospek kinerja, kami memprediksi pertumbuhan laba bersih 2024 sebesar +5%, didorong masih akan solidnya kinerja ICBP seiring peningkatan daya beli pada tahun politik serta prediksi biaya bahan baku (gandum) dan nilai tukar rupiah yang stabil.

Risiko utama yang kami lihat adalah 1) kembali naiknya harga gandum; 2) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS; 3) anjloknya harga CPO, dan 4) tidak berhasilnya saham INDF untuk menyusul kenaikan ICBP (diskon valuasi INDF terhadap ICBP yang tetap tinggi atau bahkan terus meningkat).


INDF: Semakin Menjadi Proxy ICBP


Secara fundamental, INDF semakin menjadi proxy dari anak usaha utamanya, ICBP. Hal ini karena kontribusi ICBP yang semakin dominan pada kinerja keseluruhan INDF. Sebagai ilustrasi, pada 2017, kontribusi ICBP hanya mencapai ~64% dari total laba usaha INDF. Per 9M23, kontribusi ini telah naik menjadi ~78%, yang mana kami prediksi akan semakin meningkat menjadi ~79% pada 2024. 

Secara tren, kontribusi ICBP pada keseluruhan laba INDF cenderung meningkat sejak 2017. Penurunan kontribusi ICBP pada 2021–2022 lebih disebabkan oleh performa segmen Agribisnis yang sangat baik akibat tingginya harga CPO, dan bukan karena menurunnya kinerja ICBP. Ketika harga CPO kembali ke level yang lebih normal pada 2023, kontribusi ICBP terhadap INDF pun kembali ke atas 75%. 

Deskripsi: Kontribusi laba usaha INDF berdasarkan segmen dari 2017–9M23.
Sumber: Laporan Keuangan
Deskripsi: Laba usaha INDF berdasarkan segmen dari 2017–9M23.
Sumber: Laporan Keuangan
Deskripsi: Kontribusi laba usaha INDF berdasarkan segmen (9M23).
Sumber: Laporan Keuangan

Prospek 2024: Pertumbuhan Positif Moderat, Didukung Kenaikan Daya Beli

Secara prospek kinerja, kami memprediksi pertumbuhan positif yang dicatatkan INDF pada 2023 akan berlanjut pada 2024, walaupun dengan level pertumbuhan yang jauh lebih moderat. Pada 2023, pertumbuhan laba bersih yang signifikan disebabkan oleh pembalikan dari rugi kurs yang signifikan pada 2022.

Pertumbuhan laba bersih tahun ini kami prediksikan masih akan ditopang sebagian besar oleh segmen consumer branded products (ICBP), di mana penjualan berpotensi terdongkrak oleh daya beli yang meningkat seiring pembelanjaan terkait kampanye pemilu, kenaikan alokasi anggaran perlindungan sosial, dan inflasi yang kembali ke level rendah di 2–3%.

Sementara itu, margin laba usaha INDF kami estimasikan akan stabil. Harga gandum dan nilai tukar rupiah yang lebih bersahabat akan mengkompensasi penurunan harga CPO pada 2024. 

Berdasarkan segmen, Agribisnis menjadi satu-satunya segmen yang kami prediksikan mengalami penurunan kinerja akibat ekspektasi penurunan produksi karena El-Nino dan harga CPO yang sedikit lebih rendah pada 2024.

Sebagai perbandingan, estimasi laba bersih INDF pada 2024 dari kami lebih rendah -3,8% dibandingkan estimasi konsensus per 12 Februari 2024, atau lebih konservatif. Berikut estimasi kami atas kinerja berdasarkan segmen beserta asumsi-asumsi utamanya:

Deskripsi: Estimasi kinerja segmen dan keseluruhan INDF beserta asumsi-asumsi utama.
Sumber: Laporan Keuangan, Stockbit analysis
Deskripsi: Harga gandum pada Januari 2021–Januari 2024.
Sumber: Bloomberg
Deskripsi: Harga CPO pada Januari 2021–Januari 2024.
Sumber: Bloomberg

Valuation: All-Time Low, Too Cheap To Ignore

Walaupun kontribusi ICBP mendominasi kinerja keseluruhan INDF, terdapat gap valuasi yang besar di antara keduanya. Per 15 Februari 2024, INDF diperdagangkan dengan valuasi 5,5x 1-Year Forward P/E, sementara ICBP diperdagangkan dengan valuasi 13,8x 1-Year Forward P/E. Ini berarti diskon valuasi INDF terhadap ICBP mencapai 60%, level tertinggi sejak 2018 dan jauh di atas rata-rata diskonnya di level 48%.

Menurut kami, terdapat beberapa alasan yang dapat menjelaskan peningkatan diskon valuasi INDF terhadap ICBP sejak 2H22:

  • Dengan segmen consumer branded products yang semakin mendominasi kinerja keseluruhan INDF, terdapat persepsi bahwa investor dapat langsung membeli saham ICBP untuk berinvestasi pada bisnis konsumer Indofood ketimbang membeli saham INDF. Namun, seperti yang kami jelaskan di atas, dengan kontribusi ICBP yang meningkat terhadap kinerja INDF, secara teoritis INDF semakin menjadi proxy dari ICBP, sehingga diskon valuasi yang melebar menjadi sebuah mismatch, menurut kami.

  • Adanya faktor ESG pada saham INDF karena segmen Agribisnis. Sebagai pengingat, beberapa sektor dianggap tidak memenuhi kriteria ESG seperti batu bara, CPO, dan rokok. Namun, kami menilai bahwa isu mengenai ESG sudah terjadi sejak 5 tahun yang lalu, sehingga kurang menjelaskan dinamika meningkatnya diskon valuasi dalam 1,5 tahun terakhir.

  • Sentimen negatif dari sektor komoditas akibat tren harga komoditas yang cenderung lemah. Namun, dengan semakin kecilnya kontribusi segmen Agribisnis terhadap kinerja INDF, kami menilai bahwa faktor ini menjadi semakin berkurang relevansinya.

  • Sentimen investor yang masih lemah terhadap sektor konsumer akibat daya beli yang belum begitu baik. Pada kondisi ini, likuiditas dana investor yang terbatas berpotensi terkonsentrasi pada beberapa perusahaan konsumer saja.

  • Keluarnya investor ‘asuransi lokal’ dan ‘reksa dana asing’ sejak awal 2023. Namun, sejak awal 2024, investor ‘reksa dana asing’ terlihat telah mulai kembali mengakumulasi saham INDF (lihat grafik ‘Tren Kepemilikan saham INDF’ di bawah).

Sementara itu, dari valuasi P/BV, INDF kini diperdagangkan pada 0,80x per 15 Februari 2024, di bawah nilai buku.

Kami menilai bahwa baik secara nominal maupun relatif (terhadap ICBP), valuasi INDF saat ini telah mencapai level yang murah, bahkan terendah sepanjang masa (all-time low). Padahal, kinerja laba bersih INDF pada 2023 mencapai level tertinggi sepanjang masa (all-time high), berdasarkan estimasi kami. Oleh karena itu, kami menilai risiko downside lanjutan tampak terbatas.

Jika diskon INDF terhadap ICBP mengecil, hal ini akan memberikan upside yang menarik bagi investor. Sebagai ilustrasi, jika diskon P/E menurun dari 60% menjadi 50%, ceteris paribus, maka upside bagi harga saham INDF mencapai +25%.

Deskripsi: Valuasi ICBP dan INDF 1-Year Forward P/E serta besaran diskon valuasi INDF terhadap ICBP.
Sumber: Bloomberg, Stockbit analysis
Deskripsi: Tren kepemilikan saham investor lokal dan asing di INDF.
Sumber: Stockbit
Deskripsi: 1-Year Forward P/BV saham INDF 5 tahun terakhir.
Sumber: Bloomberg

Dividen Minimum ~5% per Tahun dengan Peluang Terbuka hingga ~6%

Bahkan jika saham INDF tidak menyusul kenaikan saham INDF, kami menilai INDF masih menawarkan peluang dividen yang cukup menarik. Dengan estimasi laba bersih dan payout ratio yang konservatif, estimasi dividend yield INDF dari tahun buku 2023 dan 2024 masing-masing mencapai 5% dan 5,3% berdasarkan harga saham saat ini di level Rp6.300/lembar.

Seperti yang dapat dilihat melalui tabel di bawah, INDF rutin membayar dividen dengan payout ratio minimal 30% sejak 2017. Perhitungan estimasi dividend yield kami di atas menggunakan asumsi payout ratio sebesar 30%, sehingga kami menilai angka tersebut sebagai asumsi yang konservatif. Dalam kasus yang lebih bullish, jika payout ratio naik dari 30% ke 35%, maka dividend yield dari tahun buku 2023 dan 2024 dapat meningkat menjadi 5,9% dan 6,1%.   

INDF sempat menurunkan payout ratio ke level 30,6% pada 2019, di mana kami meyakini bahwa langkah tersebut disebabkan oleh kebutuhan dana untuk mengakuisisi Pinehill. Sementara itu, dari aspek nominal dividen, besaran dividen per saham INDF pada tahun buku 2022 turun seiring penurunan kinerja laba bersih akibat kerugian kurs.

Dengan tren kinerja yang kembali tumbuh positif, outlook nilai tukar yang stabil dan asumsi tidak adanya kebutuhan kas yang sangat besar untuk keperluan akuisisi atau investasi yang mayor, kami meyakini estimasi dividen kami di atas dapat tercapai.

Deskripsi: Laba bersih INDF dan pembayaran dividen.
Sumber: Laporan Keuangan, Stockbit analysis

Risiko

Risiko utama yang kami lihat adalah 1) kembali naiknya harga gandum; 2) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS; 3) anjloknya harga CPO; dan 4) tidak berhasilnya saham INDF untuk menyusul kenaikan ICBP (diskon valuasi INDF terhadap ICBP yang tetap tinggi atau bahkan terus meningkat)

Kembali naiknya harga gandum atau turunnya harga CPO akan menekan profitabilitas perusahaan. Sementara itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan kembali menimbulkan rugi kurs seperti yang terjadi pada 2022. 

Selain itu, tidak ada jaminan bahwa INDF akan berhasil menyusul kenaikan ICBP. Sebaliknya, diskon valuasi INDF terhadap ICBP dapat bertahan di level yang tinggi saat ini, atau bahkan semakin meningkat.


________________
Penulis: 

Edi Chandren, Investment Analyst Lead

Editor:

Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research

Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead

Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist

Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.

Disclaimer: 

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

👀 SIDO: Quality Company with Attractive Valuation & Dividend by Edi Chandren

Penulis: Edi Chandren | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Vivi Handoyo Lie

Published date: 10/1/2024

  • Dengan P/E 16,6x, valuasi cukup murah dengan downside terbatas. 

  • Potensi yield dividen 5% per tahun, memberikan kenyamanan investasi dalam jangka pendek-menengah.

  • Prospek cerah dalam jangka panjang masih valid, memberikan upside yang menarik.

Deskripsi: SIDO 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Stockbit

Executive Summary

Penurunan harga saham SIDO sebesar -30% selama 2023, yang didorong oleh pelemahan kinerja, memberikan kesempatan membeli perusahaan berkualitas pada harga diskon karena kami menilai kinerja terburuk perusahaan telah terlewati di 3Q23 (the worst is over). 

Meskipun prospek perseroan belum terlalu bullish dalam jangka pendek-menengah akibat belum kuatnya daya beli masyarakat, kami menilai bahwa SIDO memberikan peluang dividen yang cukup menarik dengan potensi yield ~5% per tahun berdasarkan estimasi kami. Dividen ini akan memberikan kenyamanan (comfort) bagi investor sambil menunggu pertumbuhan kinerja, yang kami yakini akan berakselerasi kembali ke kisaran double digit dalam jangka yang lebih panjang.

Selain potensi pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi dalam jangka panjang, upside tambahan datang dari valuasi SIDO yang kami nilai berpeluang mengalami re-rating ke depannya. Berkaca dari negara yang relatif lebih maju seperti China dan India, perusahaan consumer health memiliki pertumbuhan di kisaran double digit per tahun dengan valuasi di kisaran 21–35x Forward P/E, jauh lebih tinggi dibandingkan P/E SIDO saat ini di level 16,6x

Adapun risiko utama SIDO adalah 1) daya beli yang lemah, ditambah dengan kondisi kemarau berkepanjangan yang menekan permintaan; 2) kenaikan signifikan pada harga bahan baku yang menurunkan profitabilitas; dan 3) progres makroekonomi yang lambat, sehingga potensi jangka panjang tidak dapat terealisasi.


Pemulihan pada 2024, Diikuti Pertumbuhan Moderat dalam Jangka Pendek-Menengah


Setelah kinerja negatif pada 2023, kami memprediksi bahwa kinerja SIDO akan pulih pada 2024, walaupun tidak terlalu signifikan. Pemulihan kinerja perseroan akan didorong oleh daya beli masyarakat yang lebih baik, sehingga penjualan bisa kembali bertumbuh positif

Perbaikan daya beli masyarakat sendiri akan didukung oleh pembelanjaan terkait kampanye pada tahun politik, kenaikan anggaran program perlindungan sosial, dan tingkat inflasi yang kembali rendah di level 2–3%. Secara kuartalan, kami memperkirakan kinerja SIDO pada 3Q23 akan menjadi yang terendah, dengan pemulihan akan terjadi pada 4Q23 dan berlanjut pada 2024 (the worst is over). 

Berdasarkan estimasi kami, laba bersih SIDO akan tumbuh +8% pada 2024, ditopang oleh pertumbuhan penjualan sebesar +5% dan margin yang lebih tinggi dari sedikit efisiensi pada biaya operasional. Dengan begitu, kami mengestimasikan laba bersih SIDO pada 2023 dan 2024 masing-masing akan mencapai Rp857 M (-22% YoY) dan Rp923 M (+8% YoY).

Deskripsi: Estimasi kinerja SIDO.
Sumber: Stockbit analysis

Berikut adalah beberapa asumsi utama yang kami gunakan dalam menyusun estimasi kinerja di atas:

  • Pertumbuhan penjualan pada 2024 akan lebih didorong oleh volume penjualan, sementara harga jual akan relatif stabil karena kenaikan harga yang signifikan telah dilakukan dalam 1–2 tahun terakhir.

  • Harga bahan baku akan cenderung stabil pada 2024, sehingga peningkatan volume penjualan akan turut mendorong gross margin.

  • Aktivitas iklan dan promosi akan cenderung lebih moderat pada 2024 setelah spending yang meningkat pada 2023. 

Dalam beberapa tahun setelah 2024, kami memprediksi kinerja SIDO akan cenderung bertumbuh secara moderat di kisaran mid single digit per tahun karena belum adanya pendorong permintaan yang signifikan.


Finansial Kuat dan Potensi Dividen ~5% per Tahun yang Sustainable

Kami menilai laba bersih sebesar Rp850–900 M per tahun sebagai laba bersih yang achievable dan sustainable bagi SIDO. Dengan level laba bersih di kisaran tersebut, dan asumsi dividend payout ratio sebesar 95% (rata-rata 3 tahun terakhir: 96,7%), SIDO berpotensi memberikan dividend yield sebesar 5,2–5,5% per tahun pada harga saat ini di level Rp520/lembar per 9 Januari 2024. 

Kami menilai yield tersebut akan memberikan kenyamanan (comfort) bagi investor sambil menunggu pertumbuhan kinerja, yang kami yakini akan berakselerasi kembali ke kisaran double digit dalam jangka yang lebih panjang.

SIDO sendiri memiliki posisi finansial yang kuat, profitabilitas yang tinggi (ROE >20%), dan bebas utang dengan kas sebesar Rp783 M per September 2023. Sementara itu, sejak belanja modal (capex) signifikan pada periode 2017–2018, SIDO belum lagi membutuhkan capex yang besar dalam waktu dekat

Dengan kebutuhan capex yang relatif kecil di kisaran Rp100–200M/tahun, serta arus kas yang sehat, SIDO memiliki kemampuan menghasilkan arus kas bersih (free cash flow) yang tinggi. Faktor-faktor tersebut membuat SIDO memiliki kapasitas membayar dividen yang tinggi, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan. 

Deskripsi: Dividend payout ratio SIDO dalam 3 tahun terakhir.
Sumber: Stockbit analysis
Deskripsi: Capex dan free cash flow sejak 2017.
Sumber: Stockbit
Deskripsi: Return on Equity (ROE) SIDO.
Sumber: Stockbit

Re-akselerasi Pertumbuhan dan Peningkatan Valuasi dalam Jangka Panjang

Dalam jangka yang lebih panjang, kami meyakini bahwa SIDO dapat kembali bertumbuh cepat pada kisaran double digit per tahun. Pertumbuhan kelas menengah yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan akan meningkatkan permintaan produk-produk consumer health. Hal tersebut tentunya akan dinikmati oleh SIDO sebagai salah satu perusahaan consumer health terkemuka (prominent) dengan lebih dari 300 SKUs dan brand equity yang tinggi. 

Segmen kelas menengah dan atas di Indonesia diprediksi akan naik dari sekitar 45% dari populasi pada 2017 menjadi sekitar 75% dari populasi pada 2030, menurut BCG. Sementara itu, berdasarkan studi Bank Dunia, peningkatan pendapatan per kapita memiliki korelasi positif yang tinggi dengan pembelanjaan terkait kesehatan.

Bisnis consumer health SIDO sendiri terbagi ke dalam tiga segmen, dengan segmen Herbal & Supplement menjadi kontributor pendapatan terbesar hingga 63,3% per 9M23 berkat produk unggulannya, ‘Tolak Angin’, yang merupakan market leader. Dari sisi laba, kontribusi segmen Herbal & Supplement mencapai 78,2%, disebabkan oleh margin yang lebih tinggi dibandingkan dua segmen lainnya. 

Deskripsi: Prediksi populasi beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, berdasarkan kelas ekonomi.
Sumber: Boston Consulting Group (BCG)
Deskripsi: Korelasi pendapatan per kapita dan pembelanjaan terkait kesehatan.
Sumber: World Bank
Deskripsi: Kontribusi pendapatan berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan SIDO
Deskripsi: Kontribusi laba kotor berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan SIDO
Deskripsi: Produk-produk SIDO berdasarkan segmen.
Sumber: Presentasi SIDO
Deskripsi: Market share produk ‘Tolak Angin’.
Sumber: Presentasi SIDO berdasarkan data Nielsen

Valuasi

Seiring dengan pelemahan kinerja selama 2023, valuasi SIDO terus mengalami penurunan hingga per 9 Januari 2024 diperdagangkan di level 16,6x 1-Year Forward P/E, setara -1 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun

Kami menilai dengan prospek pertumbuhan kinerja yang kembali ke teritori positif, sentimen negatif pada valuasi SIDO akan mulai mereda, sehingga P/E dapat kembali ke level yang lebih normal di kisaran 18,5–19x, sedikit di bawah rata-rata historis. Level ini kami anggap normal dalam jangka pendek-menengah, mengingat perseroan masih dapat bertumbuh secara moderat meski belum terlalu tinggi. 

Deskripsi: SIDO 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Stockbit

Dalam jangka panjang, selain kinerja pertumbuhan yang lebih tinggi, terdapat juga potensi upside dari re-rating valuasi. Berkaca dari negara yang relatif lebih maju seperti China dan India – di mana perusahaan consumer health memiliki pertumbuhan rata-rata di kisaran double digitvaluasinya berada di kisaran 21–35x, jauh lebih tinggi dibandingkan valuasi SIDO saat ini. Oleh karena itu, dengan ekspektasi pertumbuhan yang lebih cepat, kami menilai bahwa valuasi SIDO juga berpotensi meningkat dalam jangka panjang.

Sebagai catatan, definisi valuasi yang kami gunakan di tabel di bawah ini adalah valuasi rata-rata historis dalam 5 tahun terakhir untuk mengesampingkan sentimen atau siklus sementara pada market atau emiten tertentu. 

Deskripsi: Valuasi dan pertumbuhan emiten consumer health di China dan India. Tanda * menunjukkan bahwa periode yang tersedia hanya 3 tahun.
Sumber: Bloomberg

Risiko

Risiko utama SIDO adalah apabila pemulihan yang diekspektasikan tidak terjadi dan kinerja negatif berlanjut, yang berpotensi disebabkan oleh masih lemahnya permintaan atau kenaikan signifikan pada harga bahan baku yang menekan profitabilitas.

Sementara itu, dalam jangka panjang, risiko datang dari potensi lambatnya progres makroekonomi Indonesia, sehingga potensi pertumbuhan SIDO tidak dapat terealisasi. 



________________
Penulis: 

Edi Chandren, Investment Analyst Lead

Editor:

Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research

Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist

Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.

Disclaimer: 

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

🤔Lesson from The Past: Property Sector Bullish During Dovish Outlook by Arvin Lienardi

Deskripsi: Pergerakan saham properti historis (2012-2017) vs suku bunga BI. untuk emiten BSDE, SMRA, CTRA, dan PWON (grafik bawah)
Sumber: Bloomberg, Stockbit Analysis

👋 Stockbitor!

  • Saham properti cenderung naik ketika outlook suku bunga mulai dovish.

  • Insentif PPN DTP berpotensi mendorong marketing sales properti.

  • Valuasi relatif murah dengan mayoritas P/BV di kisaran -1 SD di bawah rata-rata historis.


Harga saham emiten-emiten properti berpotensi bullish dalam waktu dekat seiring prospek pemangkasan suku bunga pada 1Q24 atau 2Q24. Pergerakan harga saham emiten properti sendiri berbanding terbalik dengan outlook suku bunga, di mana harga saham properti selalu naik ketika suku bunga telah mencapai puncak atau mulai dipangkas. Berdasarkan studi historikal, kami menemukan bahwa $SMRA cenderung mengalami kenaikan harga saham tertinggi ketika suku bunga mulai dipangkas, diikuti oleh $PWON, $CTRA, dan $BSDE.

Selain dari pemangkasan suku bunga, kami menilai insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) pada November 2023–Desember 2024 dapat mendorong marketing sales emiten properti. Insentif serupa sempat diterapkan pada Maret 2021–September 2022 dan terbukti berhasil mendorong rata-rata marketing sales $SMRA, $PWON, $CTRA, dan $BSDE tumbuh +19,7% YoY selama 9M22 (vs. 9M23: +1,4% YoY). Kami memperkirakan total marketing sales emiten properti pada 2024 dapat tumbuh di kisaran +5–6% YoY

Secara valuasi, kami menilai bahwa sekarang adalah momen yang tepat untuk membeli saham emiten properti, mengingat mayoritas emiten properti saat ini diperdagangkan pada -1 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis P/BV 5 tahun terakhir. $PWON memiliki valuasi terendah secara historikal, diikuti oleh $SMRA, $BSDE dan $CTRA


Adapun risiko utama yang meliputi sektor properti antara lain kembali meningkatnya inflasi dan yield suku bunga AS yang menekan rupiah. Kedua skenario tersebut akan membuat suku bunga Bank Indonesia perlu dipertahankan lebih lama pada level yang tinggi (higher for longer).


Penurunan Suku Bunga Positif Bagi Harga Saham Properti


Harga saham emiten properti memiliki siklus pergerakan yang sensitif dan berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Berdasarkan backtesting yang kami lakukan menggunakan data pada periode 2012–2023, emiten properti memiliki 2 kecenderungan:

  1. Harga saham naik saat tingkat suku bunga mencapai level tertingginya, dan saat suku bunga mulai diturunkan.

  2. Harga saham turun saat suku bunga telah mencapai level terendah, dan saat suku bunga mulai dinaikkan.

Deskripsi: historical property Sector Price (BSDE, SMRA, CTRA)  vs rate correlation tahun 2012-2017, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: historical property Sector Price (PWON)  vs rate correlation tahun 2012-2017, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit

Pola yang sama juga terlihat pada 2023. Saat suku bunga telah stabil di level 5,75% sejak Maret 2023, sektor properti ($IDXPROPERT) sempat mencatat penguatan sebesar +17,8% hingga titik tertingginya pada Juli 2023. 

Ke depannya, kami melihat bahwa harga saham emiten-emiten properti dapat mengalami reli jika suku bunga turun

Deskripsi: historical property Sector Price (BSDE, SMRA, CTRA)  vs rate correlation tahun 2017-2023, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: historical property Sector Price (PWON)  vs rate correlation tahun 2017-2023, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit

Selain tren pergerakan harga, kami juga menghitung besaran penguatan harga saham emiten-emiten properti ketika siklus kenaikan pada 2014–2015, 2015–2016, dan Maret–Juli 2023. Jika mengambil titik terendah dan titik tertingginya, kami menemukan bahwa $SMRA cenderung mengalami kenaikan harga saham tertinggi ketika suku bunga mulai dipangkas, diikuti oleh $PWON, $CTRA, dan $BSDE.

Deskripsi:Kenaikan harga saham properti dari masing-masih siklus (kenaikan diukur dari titik terendah hingga tertingginya)
Sumber: Stockbit, Tradingview

Data Makroekonomi AS Indikasikan Suku Bunga Telah di Puncak

Pergerakan suku bunga Bank Indonesia cukup mengikuti pergerakan suku bunga The Fed. Kami menilai suku bunga telah mencapai titik tertingginya dan berpotensi untuk dipangkas pada 2024, didukung oleh berbagai data makroekonomi Amerika Serikat pada Oktober 2023 seperti:

  • Inflasi tahunan melandai ke level 3,2% YoY (vs. September 2023: 3,7% YoY), lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi 3,3% YoY.

  • Inflasi bulanan tidak berubah atau 0% MoM (vs. September 2023: 0,4%), lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi 0,1% MoM.

  • Tingkat pengangguran bulan Oktober mulai meningkat ke level 3,9% (vs. September 2023: 3,8%)


Data tersebut membuat market berekspektasi bahwa The Fed akan mulai melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, dengan analisis dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa The Fed berpeluang memangkas suku bunga pada 1Q24 atau 2Q24


Insentif PPN DTP Berpotensi Dorong Marketing Sales

Tak hanya dari pemangkasan suku bunga, sektor properti juga baru-baru ini mendapatkan katalis positif berupa insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP). Kami menilai bahwa insentif yang berlaku hingga akhir 2024 tersebut akan mendorong marketing sales emiten-emiten properti


Sebelumnya, insentif PPN DTP yang diterapkan pada Maret 2021–September 2022 terbukti sukses mendorong marketing sales emiten properti. Selama 9M22, misalnya, total pertumbuhan marketing sales dari $BSDE, $SMRA, $CTRA, dan $PWON mencapai +19,7% YoY. sedangkan, pada 9M23 hanya berhasil tumbuh +1,4% YoY. Walaupun marketing sales selama 9M23 tumbuh dengan angka yang rendah karena efek high base pada 2022, kami menilai angka ini bisa lebih tinggi jika insentif PPN DTP kembali diterapkan. Pertumbuhan marketing sales dari keempat emiten tersebut pada 2024 bisa mencapai +5–6% YoY

Deskripsi: Marketing Sales Kuartalan (2020-2023) dari PWON, CTRA, BSDE, dan SMRA dalam miliaran Rupiah
Sumber: Emiten, Stockbit

Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa insentif PPN DTP pada Maret 2021–September 2022 berhasil mendongkrak marketing sales emiten properti, meskipun dampaknya memiliki lagging period selama 1–2 kuartal.

Mengingat rata-rata realisasi marketing sales emiten-emiten properti selama 9M23 telah melebihi 75% dari target FY23, tidak menutup kemungkinan capaian marketing sales masing-masing emiten bisa melebihi target FY23 karena kondisi ekonomi dan daya beli yang lebih baik serta insentif PPN oleh pemerintah.


Valuasi Menarik dengan Sentimen Positif ke Depan

Per 8 Desember 2023, BSDE, SMRA, dan PWON diperdagangkan dengan valuasi P/BV Ratio di kisaran -1 Standard Deviation 5 tahun terakhir, sementara CTRA diperdagangkan mendekati rata-rata P/BV historisnya 5 tahun terakhir

PWON memiliki valuasi termurah mendekati valuasi saat pandemi pada 2020, disusul dengan SMRA, BSDE, dan CTRA.

Deskripsi: Historical PBV PWON 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart
Deskripsi: Historical PBV SMRA 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart
Deskripsi: Historical PBV BSDE 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart
Deskripsi: Historical PBV CTRA 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart

Risiko

Sedangkan risiko utama adalah kondisi makroekonomi global yang tidak stabil seperti perang Palestina Israel, Ekonomi USA dan China yang masih cenderung tidak stabil. Ketidakstabilan ekonomi global dapat membuat inflasi kembali naik dan membuat Bank Indonesia menahan suku bunga pada level yang lebih tingggi untuk waktu yang lama (higher for longer).

Serta, dampak seperti pelemahan nilai tukar rupiah yang berpotensi membebankan emiten properti terutama yang memiliki kewajiban dalam bentuk dolar AS.


________________
Penulis: 

Arvin Lienardi, Investment Analyst

Editor:

Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research

Edi Chandren, Investment Analyst Lead

Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead

Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.

Disclaimer: 

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

👀 ASII: Attractive Risk-Reward - Bad News Priced-In, Valuation at Covid Level by Edi Chandren

Deskripsi: ASII 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Bloomberg, Stockbit Analysis

👋 Stockbitor!

  • Serangkaian sentimen negatif telah terefleksi pada harga saham

  • Dengan PE 6,8x, valuasi saat ini selevel periode pandemi Covid

  • Risiko earnings miss relatif terbatas karena ekspektasi kinerja yang achievable


Saham ASII telah turun ~22% dalam 4 bulan terakhir seiring rangkaian sentimen negatif, mulai dari pelemahan kinerja otomotif dan UNTR hingga dikeluarkannya saham perseroan dari indeks Sri Kehati. Namun, kami menilai bad news tersebut telah terefleksi pada harga saham (priced-in), sehingga harga saham saat ini – di Rp5.400/lembar per Kamis (30/11) – merupakan level yang menarik untuk diakumulasi. Di harga tersebut, valuasi saham ASII setara dengan level saat pandemi pada 2020 (6,8x 1-Year Forward P/E, 2SD di bawah rata-rata historis 5 tahun). Valuasi tersebut mencerminkan pesimisme market terhadap ASII, padahal estimasi laba bersih pada FY23 dan FY24 setara ~2x lipat dari laba bersih pada 2020.

Dari aspek ekspektasi kinerja, kami menilai estimasi laba bersih untuk FY23 (Rp32,3 T) dan FY24 (Rp32,9 T) dapat dicapai (achievable). Menggunakan ekspektasi laba bersih tahun depan yang lebih konservatif di angka Rp25 T pun, P/E Ratio Forward ASII masih berada di level 8,7x (1SD di bawah rata-rata historis), level yang cukup murah menurut kami. Oleh karena itu, kami menilai ruang pelemahan lanjutan pada harga saham ASII nampak terbatas (limited downside).

Risiko utama adalah kelanjutan penurunan pada harga batubara yang akan semakin menekan kinerja UNTR.


Bad News Priced-In


Kami menilai sentimen negatif terhadap ASII terkait kinerja segmen otomotif dan pertambangan (UNTR) telah terefleksi pada harga saham perseroan.

Otomotif (30–35% Laba Bersih): Penurunan Penjualan Mobil Hanyalah Normalisasi

Di segmen otomotif, rilis data penjualan mobil nasional – termasuk Astra – menunjukkan penurunan signifikan pada bulan September dan Oktober 2023. Meski penurunan secara YoY terlihat signifikan (Sep: -20% YoY; Okt: -14% YoY), penjualan secara angka nominal tidaklah seburuk yang terlihat. Angka penjualan bulanan nasional sebesar ~80 ribu pada kedua bulan tersebut masih tergolong normal, walaupun berada di bagian bawah kisaran normalnya di kisaran 80–85 ribu per bulan (lihat kotak kuning pada grafik di bawah). 

Penurunan penjualan pada September dan Oktober 2023 sebenarnya lebih disebabkan oleh efek high-base. Kami menilai angka penjualan bulanan pada Juli 2022–Februari 2023 yang konsisten berada di atas 85 ribu, bahkan seringkali di atas 90 ribu, merupakan angka yang sangat tinggi dan sejatinya tidaklah sustainable, mengingat penjualan pada periode tersebut didorong oleh 1) insentif PPnBM DTP (berakhir September 2022); 2) siklus super komoditas; 3) pent-up demand (permintaan yang tertahan) yang tertunda.

Oleh karena itu, selama angka penjualan bulanan tidak lagi turun dari level saat ini (~80 ribu), kami menilai rilis data penjualan mobil tidak akan lagi direspon secara negatif oleh market dengan penurunan harga saham lanjutan. 

Deskripsi: Penjualan mobil bulanan dan harga batu bara (Newcastle) bulanan.
Sumber: Gaikindo, Bloomberg


Pertambangan atau UNTR (35–40% Laba Bersih): Outlook Masih Lemah, tapi Ekspektasi Sudah Rendah

Sebagai salah satu kontributor terbesar dari sisi laba bersih dan valuasi, pelemahan harga saham UNTR juga turut membebani harga saham ASII. Dalam 2 bulan terakhir, saham UNTR juga telah turun ~22%. 

Dari aspek kinerja sendiri, kinerja 3Q23 dan outlook UNTR masih dibayangi oleh rendahnya harga batu bara. Pada 3Q23, UNTR mencatatkan penurunan laba bersih ke level Rp4,1 T (-30% QoQ, -25% YoY), didorong oleh pelemahan kinerja pada segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara

Deskripsi: Kinerja UNTR berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan, Stockbit Analysis

Namun, kami menilai ekspektasi untuk UNTR sudah cukup rendah, sehingga room for disappointment menjadi relatif terbatas. Konsensus memprediksi laba bersih UNTR pada 2024 mencapai Rp16,1 T, turun -16,2% dari estimasi 2023. Meski demikian, masih terdapat potensi pemangkasan estimasi laba bersih pada 2024 jika harga batu bara melanjutkan penurunan.

Pic: Estimasi Kinerja UNTR.
Sumber: Bloomberg

Setelah harga sahamnya anjlok sebesar -22%, UNTR kini diperdagangkan dengan valuasi 4,8x 1-Year Forward P/E, lebih rendah dibandingkan periode pandemi. Padahal, harga batu bara pada 2020 hanya berada di level US$50–70/ton, lebih rendah dari harga saat ini di kisaran US$120/ton.  

Deskripsi: UNTR 1-Year Forward P/E.
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: Harga batu bara Newcastle.
Sumber: Charbit

Exclusion from Sri Kehati Index Has Been Done

Saham ASII tidak lagi masuk ke dalam indeks Sri Kehati untuk periode 1 Desember 2023–31 Mei 2024, seiring evaluasi mayor yang diumumkan pada 24 November 2023. Sebelumnya, ASII memiliki bobot signifikan sebesar 10,72% pada indeks ini.

Mengingat periode efektif dari evaluasi tersebut sudah berlalu, outflow dari index fund yang menggunakan indeks Sri Kehati sebagai acuan pun telah terealisasi, sehingga tidak lagi membebani pergerakan harga saham ASII. Sebagai informasi, kami mengestimasikan outflow yang terjadi mencapai Rp429 M, sekitar 2x dari rata-rata transaksi harian ASII dalam 1 bulan terakhir.


Valuasi Setara Periode Covid

Pelemahan harga saham sebesar -22% dalam 4 bulan terakhir telah membuat valuasi ASII turun ke level yang menarik menurut kami. Per 30 November 2023, ASII diperdagangkan dengan 6,8x 1-Year Forward P/E, sekitar 2 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun, level yang setara dengan periode pandemi. Sebagai pengingat, laba bersih ASII pada 2020 hanya mencapai ~50% ekspektasi laba bersih pada 2023 dan 2024.

Kami menilai ekspektasi laba bersih ASII untuk 2023 (Rp32,3 T) dan 2024 (Rp32,9 T) dapat dicapai (achievable). Menggunakan ekspektasi laba bersih tahun depan yang lebih konservatif pun (Rp25 T), Forward P/E ASII masih berada di 8,7x (1 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis), level yang cukup murah menurut kami. Oleh karena itu, kami menilai ruang pelemahan lanjutan pada harga saham ASII nampak terbatas (limited downside). Sebaliknya, tanda-tanda pemulihan, baik dari angka penjualan mobil ataupun harga batu bara, berpotensi direspon oleh market secara positif dan signifikan (big upside). Ini membuat risk-reward saham ASII menjadi menarik menurut kami.

Dari aspek nominal harga saham pun, terlihat bahwa harga saham saat ini masih berada di bawah kisaran harga pada periode 2017-2019 (pre-covid), sedangkan level laba bersih saat ini (2023-2024) berada di level Rp32-33 T, jauh lebih tinggi dibandingkan laba bersih pada periode 2017-2019 di level Rp19-22 T.

Deskripsi: Estimasi laba bersih konsensus untuk ASII.
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: ASII 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Bloomberg, Stockbit Analysis
Deskripsi: Pergerakan Harga Saham ASII sejak 2017.
Sumber: Charbit

Risiko

Risiko utama bagi saham ASII adalah kelanjutan penurunan pada harga batu bara yang akan semakin menekan kinerja UNTR, terutama di segmen kontraktor pertambangan yang merupakan kontributor laba terbesar UNTR (43% of total Laba Sebelum Pajak pada 9M23).

Menurut manajemen, selama harga batu bara masih bertahan di atas US$$120/ton, maka bisnis kontraktor pertambangan masih akan mendapatkan biaya kontrak (contracting fee) dengan tier tertinggi. Sementara itu, apabila harga batu bara berlanjut turun dan hanya bertahan di atas US$$100/ton, maka fee akan di-adjust turun ke tier berikutnya, sehingga menurunkan profitabilitas.


________________
Penulis: 

Edi Chandren, Investment Analyst Lead

Editor:

Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research

Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead

Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.

Disclaimer: 

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

💨 ARNA dan Penurunan Harga Gas: Berkah atau Tantangan? by Hendriko Gani

👋 Stockbitor!

Harga liquefied natural gas (LNG) di pasar global telah turun signifikan dari rata-rata 33,97 dolar AS per mmbtu selama 2022 menjadi 14,29 dolar AS per mmbtu pada Maret 2023. Penurunan tersebut membuat industri keramik – sebagai industri yang menggunakan LNG sebagai salah satu bahan bakar utama untuk produksi – berpotensi mengalami penurunan biaya yang signifikan tahun ini. 

Sebagai emiten keramik terbesar di BEI sekaligus salah satu produsen terbesar di dunia, bagaimana dampak penurunan harga LNG bagi Arwana Citramulia ($ARNA) pada tahun ini?


ARNA: Produsen keramik top 10 dunia yang terus tumbuh dan semakin efisien

ARNA merupakan emiten yang bergerak di bidang industri keramik dan porselen. Sejak memulai operasi bisnisnya pada 23 Juni 1995, ARNA telah menjadi salah satu produsen keramik terbesar di dunia. Pada 2021, misalnya, mereka mendapat penghargaan dari Ceramic World Review sebagai produsen terbesar ke-9 di dunia, naik dari peringkat ke-12 pada 2020.

ARNA memiliki tiga brand yang menjadi produk utama mereka, yaitu keramik Arwana dengan target market yang lebih rendah, Uno yang menyasar low-to-middle class, serta Arna yang menyasar kelas menengah ke atas.

Sejak IPO pada 2001, ARNA mencatatkan rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar +18% per tahun dengan pertumbuhan laba bersih sebesar +31% per tahun. Capaian ini didorong oleh peningkatan produksi dan harga jual, serta efisiensi biaya yang dilakukan manajemen ARNA.

  • Peningkatan produksi dan harga jual

    Pertumbuhan pendapatan ARNA disebabkan oleh dua hal, yakni peningkatan volume penjualan serta rata-rata harga penjualan


    Sejak 2015
    ARNA berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar +68,3% dari 39,6 juta meter persegi menjadi 66,6 juta meter persegi pada 2022. Peningkatan volume penjualan ARNA didukung oleh peningkatan kapasitas terpasang serta maksimalisasi tingkat utilisasi.


    Per 2022, ARNA mencatatkan kapasitas terpasang sebesar 64,4 juta meter persegi, jauh meningkat dari 49,37 juta meter persegi pada 2015. Selain itu, tingkat utilisasi ARNA juga terus mengalami peningkatan dari 84% pada 2015 menjadi 110% pada 2022. Kombinasi kedua hal tersebut membuat produksi ARNA meningkat secara signifikan dari 41,7 juta meter persegi pada 2015 menjadi 70,6 juta meter persegi pada 2022.

    ARNA menargetkan peningkatan kapasitas produksi pada 2025 mencapai 78 juta meter persegi per tahun, dengan tambahan kapasitas dari pabrik baru, yakni Plant 4C, 5C, dan 6.


    Dari sisi harga jual rata-rata, ARNA tercatat telah meningkatkan harga jual sebesar +18,9% per tahun sejak 2015 hingga 2022. Menurut pernyataan manajemen, ARNA tidak meningkatkan harga jual keramik dengan model yang sama, melainkan dengan menjual produk baru yang memiliki value lebih tinggi serta menyasar target market yang lebih tinggi. Sehingga, produk dengan harga jual yang lebih tinggi memberikan kontribusi yang terus meningkat setiap tahunnya dan menyebabkan kenaikan pada harga jual rata-rata campuran ARNA.

Pic: Data penjualan, rata-rata harga jual, dan volume penjualan ARNA selama 2015–2022.
Pic: Rencana ekspansi ARNA hingga 2025.
  • Efisiensi biaya dan pertumbuhan laba

    Selain pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya produksi yang dilakukan manajemen ARNA berperan penting bagi pertumbuhan laba yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pendapatan. Efisiensi yang dilakukan oleh ARNA datang dari dua hal, yakni peningkatan produktivitas tenaga kerja dan efisiensi penggunaan gas


    Sejak 2015, ARNA mencatatkan peningkatan gaji sebesar +12,2% per tahun, tetapi peningkatan unit labor cost ARNA hanya meningkat sebesar +2,5% per tahun. Peningkatan yang kecil ini disebabkan oleh produktivitas pekerja ARNA yang meningkat signifikan setiap tahunnya (+9,5% per tahun), sehingga terjadi efisiensi yang signifikan dari sisi tenaga kerja.

    Selain tenaga kerja, efisiensi yang dilakukan oleh ARNA dalam penggunaan gas juga tercatat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan laba bersih ARNA. Pada 2022, ARNA berhasil menurunkan penggunaan energi menjadi 1,35 newton meter kubik untuk setiap meter persegi keramik yang diproduksi, lebih rendah dari realisasi pada 2015 yang mencapai 1,96 newton meter kubik untuk setiap meter persegi keramik yang diproduksi. Pada akhirnya, total penggunaan gas dapat ditekan menjadi 30% dari total biaya pada 2022 (vs. 2015: 43% dari total biaya).


Penurunan harga gas dunia dan dampaknya bagi ARNA

Dengan biaya gas yang mencapai sepertiga dari total biaya ARNA saat ini, penurunan harga LNG di pasar global sekilas dapat menjadi keuntungan bagi perseroan. Namun, duduk perkaranya lebih rumit dibanding yang terlihat.

Penurunan harga LNG di pasar global tidak berdampak bagi penurunan biaya produksi ARNA karena dua hal:

  • Industri keramik di Indonesia menggunakan gas industri yang diproduksi di dalam negeri.

  • Peraturan Presiden no. 121 tahun 2020 menetapkan bahwa Harga Gas Bumi Tertentu – termasuk LNG maksimal sebesar 6 dolar AS per mmbtu bagi industri pupuk, oleokimia, keramik, petrokimia, baja, kaca dan sarung tangan karet hingga akhir 2024.

Dalam public expose pada 9 Maret 2023, manajemen ARNA mengatakan bahwa efisiensi biaya produksi penggunaan gas berasal dari efisiensi volume penggunaan gas alam dan tidak serta-merta berasal dari penurunan harga gas alam.

Pic: Harga LNG berdasarkan benchmark Platts JKM per Maret 2023. Sumber: S&P Global

Penurunan harga LNG justru akan menguntungkan produsen keramik dari China dan India yang mengimpor dari pasar global. Menurunnya harga LNG di pasar global berpotensi membuat perusahaan keramik global dapat memproduksi keramik dengan lebih murah, sehingga meningkatkan competitive intensity bagi pemain di Indonesia.

Manajemen ARNA dalam public expose menjelaskan bahwa – menurut Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) – jumlah impor homogenous tile Indonesia dari China, Vietnam, dan India mencapai 70–80 juta meter persegi per tahun. Angka tersebut merepresentasikan sekitar 50% dari kebutuhan domestik Indonesia di segmen tersebut yang mencapai 150 juta meter persegi.

Namun, terdapat beberapa kebijakan yang bisa menjadi favorable untuk ARNA dan pemain keramik Indonesia lainnya: 

  • Harga LNG pemain Indonesia masih lebih rendah
    Dengan Peraturan Presiden no. 121 tahun 2020, biaya pembelian LNG yang perlu dikeluarkan ARNA dan pemain keramik domestik lainnya masih lebih rendah dibandingkan pemain global

    Pembatasan harga tersebut pun terbukti mendorong pertumbuhan industri keramik di Indonesia. Pada 2015–2019, utilisasi kapasitas keramik terpasang nasional stagnan di kisaran 60–65%, tetapi kemudian meningkat menjadi 75% pada 2021 dan 78% pada 2022.

  • Kewajiban penggunaan keramik buatan domestik
    Pemerintah Indonesia mewajibkan penggunaan keramik dalam negeri bagi proyek-proyek pemerintah.

  • Kebijakan safeguard dan rencana anti dumping

    Kebijakan safeguard berupa bea impor yang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini dapat membantu pertumbuhan industri keramik dalam negeri dan menghalangi pertumbuhan impor keramik. Kebijakan safeguard telah dimulai sejak 2018 lalu dengan periode pertama berakhir pada 2021. Pada periode pertama, safeguard berada di level 23%, 21% dan 19% pada 2021. Per 2022, kebijakan safeguard telah memasuki periode kedua dengan bea masuk di kisaran 17% pada 2022, 15% pada 2023, dan akan turun ke level 13% pada 2024.


    Safeguard
    sebesar 13% pada 2024 dapat menjadi risiko bagi pemain domestik karena pemerintah China menerapkan tax rebate sebesar 14% bagi produsen eksportirnya. Artinya, produsen China masih akan untung 1% jika mengekspor produknya ke Indonesia. Untuk mengantisipasi risiko ini, ASAKI telah menyampaikan usul anti dumping kepada Kementerian Perindustrian.

Selain beberapa kebijakan favorable di atas, industri keramik Indonesia masih memiliki ruang pertumbuhan. Penggunaan keramik dalam negeri sendiri masih rendah, sekitar 1,4–1,5 meter persegi per kapita (vs. global: 2,5 meter persegi per kapita). Ruang pertumbuhan inilah yang dapat menjadi potensi pertumbuhan ARNA dan pemain domestik lain untuk tidak kehilangan market share akibat tergerus oleh keramik impor dari China, India, dan Vietnam.


Valuasi ARNA

Dalam hal valuasi, saham ARNA dihargai oleh pasar dengan P/E yang cukup rendah dibandingkan peers-nya di domestik maupun global. Namun, dengan NPM yang mencapai 22,28% dan ROE sebesar 31,94% pada 2022, ARNA mencatatkan profit margin tertinggi dibandingkan dengan global peers-nya. 

Selain itu, efisiensi yang dilakukan ARNA selama beberapa tahun terakhir juga turut berkontribusi memberikan pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibanding peers (+38,9% CAGR 3Y), kendati pertumbuhan revenue selama 3 tahun terakhir tidak menyentuh double digit (+6,3% CAGR 3Y).

Walaupun penurunan harga gas ini tidak berdampak signifikan bagi ARNA, kebijakan pemerintah lainnya berpotensi untuk menjaga pertumbuhan industri keramik dalam negeri. Dengan potensi pertumbuhan ke depan, keunggulan kompetitif dan efisiensi yang dimiliki ARNA, apakah saham ARNA yang diperdagangkan dengan P/E di kisaran 12–13x masih menarik? We provide, you decide.


Penulis: 
Hendriko Gani, Investment Analyst Stockbit

Editor:
Calvin Kurniawan, Investment Analyst Lead Stockbit
Aulia Rahman Nugraha, Senior Investment Journalist Stockbit

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.


Disclaimer: 

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”),  Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. 

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

🧈 $BRMS: Potensi Besar dari Kenaikan Produksi, Bagaimana Valuasinya? by Anggaraksa Arismunandar

👋 Stockbitor!

Di tengah potensi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian kebijakan moneter, emas digadang-gadang sebagai salah satu komoditas yang memiliki prospek menarik di tahun 2023. Setelah sempat terpuruk hingga level 1.600 dolar AS per troy oz pada bulan September 2022, harga emas mulai reli pada akhir tahun lalu dan menyentuh harga 1.950 dolar AS per troy oz. 

Terlepas dari harga yang emas yang membaik, salah satu emiten produsen emas di BEI – Bumi Resources Minerals ($BRMS) – berpotensi mengalami peningkatan produksi yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, BRMS memiliki 2 pabrik pengolahan emas yang telah beroperasi, dengan tambahan 2 pabrik lain yang saat ini dalam tahap pembangunan

Selain itu, BRMS juga baru saja mendapatkan tambahan cadangan mineral yang berpotensi menambah umur tambang milik anak usaha perseroan. Dengan berbagai katalis yang menyelimuti, bagaimana dampaknya terhadap kinerja keuangan serta pergerakan harga BRMS ke depan? Apakah valuasinya masuk akal dibanding dengan potensinya? Yuk kita bahas!


Peningkatan kapasitas pabrik dan produksi hingga 2024

Pic: Kapasitas pabrik pengolahan emas milik BRMS

Pertumbuhan output produksi Emas BRMS (troy oz)

Pic: BRMS, Stockbit Analysis 

Potensi growth BRMS datang dari penambahan produksi, seiring dengan mulai beroperasinya pabrik pengolahan bijih emas ke-2 milik anak usahanya, PT Citra Palu Minerals, dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Pabrik tersebut telah beroperasi sejak November 2022 dengan kapasitas awal 200–500 ton per hari. Rencananya, kapasitas pabrik tersebut akan naik secara bertahap hingga beroperasi penuh pada 2Q23. Fasilitas ini menambah kapasitas pabrik pengolahan pertama dengan kapasitas 500 ton per hari yang telah beroperasi sejak 2020 lalu.

Selain kedua pabrik tersebut, BRMS juga tengah membangun pabrik ke-3 dan ke-4 yang direncanakan mulai beroperasi pada 2024. Dana untuk pembangunan kedua pabrik ini telah terlebih dahulu diamankan melalui 2 kali rights issue yang telah dilaksanakan BRMS pada 2021 dan 2022, di mana hal ini menjadi sebuah advantage di tengah tren kenaikan suku bunga. 

Pabrik emas ke-3 BRMS berlokasi di Palu dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Pabrik ini dibiayai dengan dana yang diperoleh dari rights issue I yang dilaksanakan pada 2021. 

Sementara itu, pabrik ke-4 berlokasi di Gorontalo dan memiliki kapasitas 2.000 ton per hari. Pabrik ini dibangun menggunakan dana hasil rights issue II yang dirampungkan pada awal 2022. Rencananya, pembangunan pabrik ke-3 dan ke-4 ini akan selesai pada 1Q24, dengan kegiatan operasional dimulai pada 2Q24.

Dengan keempat pabrik tersebut, kapasitas pengolahan bijih emas BRMS berpotensi naik secara bertahap hingga diperkirakan mencapai kapasitas penuh sebanyak 10.500 ton per hari pada 2025. Dengan penambahan kapasitas pengolahan emas, volume produksi emas BRMS pun diperkirakan akan melonjak dalam beberapa tahun ke depan. 

Sebagai gambaran, ketika fasilitas pabrik emas pertama baru mulai beroperasi, PT Citra Palu Minerals mampu menghasilkan 73 kg (2.200 troy oz) emas pada 2020. Ketika pabrik berkapasitas 500 ton per hari itu beroperasi penuh, PT Citra Palu Minerals mencatatkan produksi emas hingga 139 kg (~4.300 troy oz) pada 2021. 

Untuk target produksi ke depan, Direktur BRMS Herwin Hidayat mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan produksi emas dapat naik signifikan ke angka 25.000 troy oz pada tahun ini dan naik lagi mencapai 40.000 troy oz pada 2024

Dalam memproyeksikan angka produksi emas sendiri, terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan, seperti kadar kandungan emas, tingkat utilisasi pabrik, serta recovery rate atau porsi mineral berharga yang dihasilkan setelah tahap pemurnian.


Tambahan cadangan mineral untuk mengimbangi kenaikan produksi

Dalam 9 bulan terakhir, BRMS telah 2 kali mengumumkan tambahan sumberdaya (resources) dan cadangan (reserves) mineral baru oleh PT Citra Palu Minerals. Pada Agustus 2022, PT Citra Palu Minerals melaporkan kenaikan sumberdaya mineral di Blok 1 Poboya dari 17,8 juta ton menjadi 21,7 juta ton. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan bijih mineral juga dilaporkan bertambah dari 8,5 juta ton menjadi 14,2 juta ton.

Pada Februari 2023, BRMS kembali mengumumkan temuan 8 juta ton bijih mineral baru, sehingga total sumber daya naik menjadi 28,4 juta ton dan cadangan bijih naik menjadi 22,8 juta ton. Jumlah cadangan ini diperkirakan memiliki rerata kadar emas sebesar 2,4 gram per ton, sehingga mengimplikasikan kandungan emas sebanyak 1,76 juta oz.

Tambahan cadangan mineral ini menjadi katalis positif karena akan mengimbangi kenaikan kapasitas produksi pabrik emas milik BRMS. Tanpa tambahan cadangan mineral baru, kenaikan produksi akan berimbas kepada semakin pendeknya umur tambang BRMS.

Jumlah Cadangan dan Sumber Daya mineral Blok 1 - Poboya

Source: Company

Makroekonomi 2023: potensi mendorong penguatan emas?

Berbeda dengan komoditas lain yang umumnya berfungsi sebagai bahan baku, fungsi utama emas digunakan sebagai sarana lindung nilai dan investasi. Hal ini karena dalam jangka panjang, harga emas cenderung bergerak menguat. Pergerakan harga emas juga tidak terlepas dari berbagai faktor makroekonomi dan geopolitik. Pada 2023, beberapa faktor tersebut berpotensi menjadi katalis bagi harga emas:

  • Potensi perlambatan ekonomi global yang diproyeksikan oleh berbagai lembaga dunia. Sebagai contoh, World Bank memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 1,7% (dari sebelumnya 3%). Harga emas cenderung memiliki performa yang baik di tengah resesi.

  • Pelemahan dolar AS terhadap mata uang lain yang ditandai dengan melandainya dollar index (DXY). Setelah membukukan reli panjang sejak 2021 hingga menyentuh titik puncak di level 113,2, DXY mulai mulai melandai pada 4Q22 dan kini berada di level 105. Secara historis, harga emas hampir selalu memberikan return positif dalam 12 bulan sejak indeks DXY memuncak.

Return harga emas 12 bulan setelah DXY mencapai titik puncak

Source: Bloomberg, World Gold Council

Pembelian emas oleh bank sentral. Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa pada 2022, bank-bank sentral di dunia melakukan pembelian emas sebanyak 1.136 ton atau senilai ~70 miliar dolar AS. Angka ini merupakan level pembelian tertinggi sejak 1950. Emas dipandang sebagai sarana lindung nilai di saat kondisi ekonomi yang kurang baik, serta memberikan alternatif diversifikasi bagi bank sentral di luar aset seperti surat utang dan mata uang dolar AS.

Pembelian Emas oleh Bank Sentral

Source: World Gold Council, Reuters


Prospek di luar emas dan potensi sinergi dengan Amman Mineral

Meski PT Citra Palu Minerals masih menjadi satu-satunya aset yang telah berproduksi, BRMS juga memiliki proyek emas lain melalui PT Gorontalo Minerals (kepemilikan 80%) dan PT Linge Mineral Resources (kepemilikan 59,4%). PT Gorontalo Minerals memiliki cadangan bijih terkira (probable reserves) sebanyak 105,4 juta ton dengan kandungan emas 0,33 gram per ton. Sementara cadangan mineral PT Linge Mineral Resources tercatat sebesar 2,3 juta ton dengan kandungan emas 1,8 gram per ton.  

Selain emas, PT Gorontalo Minerals juga memiliki prospek tembaga, di mana saat ini manajemen perseroan masih mempertimbangkan opsi untuk pengembangan. Salah satu caranya dengan membangun pabrik pengolahan bijih tembaga menjadi konsentrat, untuk kemudian disuplai ke pihak lain yang memiliki smelter tembaga. Dengan hanya mengolah hingga menjadi konsentrat, maka perseroan tidak akan memiliki kebutuhan belanja modal (capex) yang terlalu besar.

Adapun salah satu pihak yang berpotensi untuk menjadi off-taker bagi konsentrat tembaga adalah grup Amman Mineral, yang  tengah membangun smelter di Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat, dengan rencana kapasitas input sebesar 900 ribu ton per tahun, melalui PT Amman Mineral Industri. Kemungkinan kerja sama ini terlihat cukup terbuka lebar, mengingat BRMS dan Amman Mineral memiliki tokoh kunci yang sama dalam sosok Agoes Projosasmito, yang merupakan Direktur Utama BRMS dan Komisaris Utama di PT Amman Mineral International. PT Amman Mineral International sendiri dikabarkan tengah menjajaki proses initial public offering (IPO) dengan target perolehan dana sebesar 1 miliar dolar AS.

BRMS juga memiliki proyek seng dan timah hitam (timbal) melalui PT Dairi Prima Mineral yang berlokasi di Sumatera Utara. Berdasarkan hasil studi JORC, proyek tersebut memiliki cadangan bijih sebesar 11 juta ton dengan umur tambang selama 15 tahun. Saat ini, proyek tersebut sedang berada dalam fase konstruksi fasilitas infrastruktur dan finalisasi pendanaan untuk salah satu lokasi penambangan.


Portofolio Aset BRMS

Source: Company 

Valuasi BRMS mengindikasikan ekspektasi growth yang tinggi

Pic: Perbandingan Valuasi Emiten Produsen Emas. Harga saham per 17 Maret 2023
*EV: Enterprise Value 
Source: Stockbit Analysis, Company 

Dilihat dari segi market cap, BRMS memiliki size yang lebih kecil jika dibandingkan produsen emas seperti ANTM dan MDKA. Namun, perlu diingat bahwa kedua perusahaan tersebut juga memiliki porsi pendapatan yang lebih terdiversifikasi di luar emas. ANTM memiliki segmen komoditas lain seperti feronikel dan alumina. Sementara itu, MDKA telah mulai membukukan pendapatan dari segmen nikel yang nilainya melebihi pendapatan segmen emas  per 9M22.

Jika disandingkan dengan player lain yang lebih berfokus pada komoditas emas seperti ARCI dan PSAB, saat ini valuasi BRMS tercatat jauh lebih tinggi dengan P/E (TTM) di level 101,9x dan price-to-sales di 119,5x. Level P/E BRMS melonjak setelah merilis laporan keuangan FY22, karena dampak dari one off transaction tahun 2021 telah hilang. Sebagai pengingat, pada kuartal IV/2021, BRMS  mencatatkan pendapatan yang berasal dari pemulihan piutang sebesar 90 juta dolar AS. 

Namun, valuasi BRMS ini bisa jadi mengimplikasikan ekspektasi pertumbuhan yang tinggi serta potensi mineral lain yang belum dikembangkan. Kapasitas pabrik emas akan naik dari 500 ton pada 9M22 hingga secara bertahap menjadi 10.500 ton pada 2024 mendatang, dengan manajemen memperkirakan tingkat produksi emas di tahun itu dapat mencapai 40 ribu troy oz (vs. 2021: 4.300 troy oz).

Gimana menurut kamu? Apakah kinerja BRMS di masa mendatang akan mampu memenuhi ekspektasi level valuasinya saat ini? We provide, you decide..


Penulis: Anggaraksa Arismunandar, Senior Investment Analyst Stockbit

Editor: Aulia Rahman Nugraha, Senior Investment Journalist Stockbit

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.


Disclaimer: 

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

🧤 MARK: Perusahaan Pembuat Handformer dengan Market Share Tertinggi di Dunia by Stockbit Snips

👋 Stockbitor!

Stockbit Academy merilis unboxing Saham PT Mark Dynamics Indonesia (atau saham $MARK). Di unboxing Saham MARK ini, kita bisa mendapatkan rangkuman laporan performa emiten MARKPT Mark Dynamics Indonesia adalah perusahaan yang membuat cetakan sarung tangan (hand former).

PT Mark Dynamics Indonesia memproduksi berbagai macam tipe cetakan sarung tangan untuk keperluan medis, industrial, hingga rumah tangga. PT Mark Dynamics Indonesia memiliki spesialisasi dalam membuat cetakan sarung tangan nitrile dan latex.

PT Mark Dynamics Indonesia menguasai 40% market share (pangsa pasar) cetakan sarung tangan secara global, dimana MARK memiliki kapasitas terbesar di dunia dengan kapasitas 21 juta pcs/tahun. Kapasitas produksinya naik lebih dari 2x lipat secara YoY (Year-on-Year atau secara tahunan) dan tumbuh dengan CAGR (Compounded Annual Growth Rate) sebesar +36,6% sejak IPO pada tahun 2017.

Bisnis Model

Bisnis model MARK meliputi pembelian bahan baku dan melakukan produksi (manufaktur) cetakan sarung tangan. Bahan baku produksi berasal dari clay, resin, dan beberapa campuran mineral lainnya yang 70%-80% berasal dari impor dari Eropa. Dari bahan baku tersebut, MARK memproduksi cetakan sarung tangan.

Keunggulan utama dari cetakan sarung tangan MARK adalah durability atau daya tahan yang baik. Cetakan sarung tangan yang diproduksi oleh MARK dipakai oleh pelanggan untuk mencetak sarung tangan. Cetakan ini umumnya dapat digunakan untuk mencetak hingga 10.000 buah sarung tangan, sehingga pelanggan perlu membeli lagi.

Pemegang Saham MARK

Tecable (HK) Co. Ltd melepas total 35% saham MARK kepada PT Dyna Capital Indo (DCI) dan PT Mark Capital Indo (MCI) pada 4 Juni 2022.20% ke DCI di harga rata-rata Rp1.200/saham 15% ke MCI di harga rata-rata Rp1.135 /saham 99,99% saham DCI dan MCI dikuasai oleh Tecable. Setelah transaksi, Tecable secara langsung memiliki 43,82% saham MARK dari sebelumnya 78,82%.

Sehingga, pemegang saham MARK menjadi sebagai berikut: Tecable Co Ltd memiliki 43,82% saham MARKPT Dyna Capital Indo memiliki 20% saham MARKPT Mark Capital Indo memiliki 15% saham MARKSutiyoso, pendiri PT Mark Dynamics Indonesia, memiliki 2,66% saham MARKMasyarakat memiliki 18,52% saham MARK

Performa keuangan MARK

Performa apik MARK sejak IPO juga terefleksi pada laba bersih yang tumbuh dengan CAGR +70% dan pendapatan yang tumbuh dengan CAGR +49%. Total aset perusahaan MARK telah naik 5x lipat dalam 5 tahun, dengan rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio/DER) yang relatif rendah pada 0,18x.

Meski demikian, MARK memiliki risiko penurunan permintaan (demand) sarung tangan pasca-pandemi serta potensi penurunan profitabilitas akibat penurunan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP).

Harga dan Valuasi Saham MARK

Harga saham MARK saat tulisan ini dibuat pada 28/06/2022 adalah Rp1.015 per lembar saham. Harga saham MARK telah mengalami kenaikkan 15,34% dalam satu tahun, namun turun -2,33% sejak awal tahun 2022.

Dari segi valuasi menggunakan Price to Earnings Ratio (PER), saham MARK saat ini berada pada PER (TTM) 8,6x. PER ini berada di bawah PE -1 standar deviasinya yang berada di 12,9x.

Dari segi valuasi menggunakan Price to Sales Ratio (P/S), saham MARK saat ini berada pada P/S (TTM) 2,88x. P/S ini berada di bawah P/S -1 standar deviasi nya yang berada di 3,77x.

Unboxing Saham MARK

Lantas, bagaimana detail kinerja operasional, finansial, dan valuasi dari MARK? Analisis selengkapnya bisa langsung kamu baca di Unboxing Saham MARK!Pada, meliputi:Model bisnis PT Mark Dynamics IndonesiaProfil dan performa perusahaan MARK.

Perkembangan  operasional MARKPertumbuhan historis dari keuangan MARKTren dan perkembangan dari MARK dan industri sarung tangan duniaLantas, bagaimana kinerja operasional, finansial, dan valuasi dari MARK? Analisis selengkapnya bisa langsung kamu baca di Unboxing Saham MARK!

Dalam Unboxing ini, kamu bisa mendapatkan rangkuman laporan performa emiten PT Mark Dynamics Indonesia, seperti:

  • Model dan rencana bisnis MARK

  • Profil serta performa operasional dan keuangan MARK

  • Tren dan perkembangan dari MARK dan industri sarung tangan dunia


Copyright 2021 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.


Disclaimer: 

Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi Nasabah yang menggunakan Stockbit dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan Stockbit. 

Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.