Tolak Angin

πŸ‘€ SIDO: Quality Company with Attractive Valuation & Dividend by Edi Chandren

Penulis: Edi Chandren | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Vivi Handoyo Lie

Published date: 10/1/2024

  • Dengan P/E 16,6x, valuasi cukup murah dengan downside terbatas. 

  • Potensi yield dividen 5% per tahun, memberikan kenyamanan investasi dalam jangka pendek-menengah.

  • Prospek cerah dalam jangka panjang masih valid, memberikan upside yang menarik.

Deskripsi: SIDO 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Stockbit

Executive Summary

Penurunan harga saham SIDO sebesar -30% selama 2023, yang didorong oleh pelemahan kinerja, memberikan kesempatan membeli perusahaan berkualitas pada harga diskon karena kami menilai kinerja terburuk perusahaan telah terlewati di 3Q23 (the worst is over). 

Meskipun prospek perseroan belum terlalu bullish dalam jangka pendek-menengah akibat belum kuatnya daya beli masyarakat, kami menilai bahwa SIDO memberikan peluang dividen yang cukup menarik dengan potensi yield ~5% per tahun berdasarkan estimasi kami. Dividen ini akan memberikan kenyamanan (comfort) bagi investor sambil menunggu pertumbuhan kinerja, yang kami yakini akan berakselerasi kembali ke kisaran double digit dalam jangka yang lebih panjang.

Selain potensi pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi dalam jangka panjang, upside tambahan datang dari valuasi SIDO yang kami nilai berpeluang mengalami re-rating ke depannya. Berkaca dari negara yang relatif lebih maju seperti China dan India, perusahaan consumer health memiliki pertumbuhan di kisaran double digit per tahun dengan valuasi di kisaran 21–35x Forward P/E, jauh lebih tinggi dibandingkan P/E SIDO saat ini di level 16,6x

Adapun risiko utama SIDO adalah 1) daya beli yang lemah, ditambah dengan kondisi kemarau berkepanjangan yang menekan permintaan; 2) kenaikan signifikan pada harga bahan baku yang menurunkan profitabilitas; dan 3) progres makroekonomi yang lambat, sehingga potensi jangka panjang tidak dapat terealisasi.


Pemulihan pada 2024, Diikuti Pertumbuhan Moderat dalam Jangka Pendek-Menengah


Setelah kinerja negatif pada 2023, kami memprediksi bahwa kinerja SIDO akan pulih pada 2024, walaupun tidak terlalu signifikan. Pemulihan kinerja perseroan akan didorong oleh daya beli masyarakat yang lebih baik, sehingga penjualan bisa kembali bertumbuh positif

Perbaikan daya beli masyarakat sendiri akan didukung oleh pembelanjaan terkait kampanye pada tahun politik, kenaikan anggaran program perlindungan sosial, dan tingkat inflasi yang kembali rendah di level 2–3%. Secara kuartalan, kami memperkirakan kinerja SIDO pada 3Q23 akan menjadi yang terendah, dengan pemulihan akan terjadi pada 4Q23 dan berlanjut pada 2024 (the worst is over). 

Berdasarkan estimasi kami, laba bersih SIDO akan tumbuh +8% pada 2024, ditopang oleh pertumbuhan penjualan sebesar +5% dan margin yang lebih tinggi dari sedikit efisiensi pada biaya operasional. Dengan begitu, kami mengestimasikan laba bersih SIDO pada 2023 dan 2024 masing-masing akan mencapai Rp857 M (-22% YoY) dan Rp923 M (+8% YoY).

Deskripsi: Estimasi kinerja SIDO.
Sumber: Stockbit analysis

Berikut adalah beberapa asumsi utama yang kami gunakan dalam menyusun estimasi kinerja di atas:

  • Pertumbuhan penjualan pada 2024 akan lebih didorong oleh volume penjualan, sementara harga jual akan relatif stabil karena kenaikan harga yang signifikan telah dilakukan dalam 1–2 tahun terakhir.

  • Harga bahan baku akan cenderung stabil pada 2024, sehingga peningkatan volume penjualan akan turut mendorong gross margin.

  • Aktivitas iklan dan promosi akan cenderung lebih moderat pada 2024 setelah spending yang meningkat pada 2023. 

Dalam beberapa tahun setelah 2024, kami memprediksi kinerja SIDO akan cenderung bertumbuh secara moderat di kisaran mid single digit per tahun karena belum adanya pendorong permintaan yang signifikan.


Finansial Kuat dan Potensi Dividen ~5% per Tahun yang Sustainable

Kami menilai laba bersih sebesar Rp850–900 M per tahun sebagai laba bersih yang achievable dan sustainable bagi SIDO. Dengan level laba bersih di kisaran tersebut, dan asumsi dividend payout ratio sebesar 95% (rata-rata 3 tahun terakhir: 96,7%), SIDO berpotensi memberikan dividend yield sebesar 5,2–5,5% per tahun pada harga saat ini di level Rp520/lembar per 9 Januari 2024. 

Kami menilai yield tersebut akan memberikan kenyamanan (comfort) bagi investor sambil menunggu pertumbuhan kinerja, yang kami yakini akan berakselerasi kembali ke kisaran double digit dalam jangka yang lebih panjang.

SIDO sendiri memiliki posisi finansial yang kuat, profitabilitas yang tinggi (ROE >20%), dan bebas utang dengan kas sebesar Rp783 M per September 2023. Sementara itu, sejak belanja modal (capex) signifikan pada periode 2017–2018, SIDO belum lagi membutuhkan capex yang besar dalam waktu dekat

Dengan kebutuhan capex yang relatif kecil di kisaran Rp100–200M/tahun, serta arus kas yang sehat, SIDO memiliki kemampuan menghasilkan arus kas bersih (free cash flow) yang tinggi. Faktor-faktor tersebut membuat SIDO memiliki kapasitas membayar dividen yang tinggi, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan. 

Deskripsi: Dividend payout ratio SIDO dalam 3 tahun terakhir.
Sumber: Stockbit analysis
Deskripsi: Capex dan free cash flow sejak 2017.
Sumber: Stockbit
Deskripsi: Return on Equity (ROE) SIDO.
Sumber: Stockbit

Re-akselerasi Pertumbuhan dan Peningkatan Valuasi dalam Jangka Panjang

Dalam jangka yang lebih panjang, kami meyakini bahwa SIDO dapat kembali bertumbuh cepat pada kisaran double digit per tahun. Pertumbuhan kelas menengah yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan akan meningkatkan permintaan produk-produk consumer health. Hal tersebut tentunya akan dinikmati oleh SIDO sebagai salah satu perusahaan consumer health terkemuka (prominent) dengan lebih dari 300 SKUs dan brand equity yang tinggi. 

Segmen kelas menengah dan atas di Indonesia diprediksi akan naik dari sekitar 45% dari populasi pada 2017 menjadi sekitar 75% dari populasi pada 2030, menurut BCG. Sementara itu, berdasarkan studi Bank Dunia, peningkatan pendapatan per kapita memiliki korelasi positif yang tinggi dengan pembelanjaan terkait kesehatan.

Bisnis consumer health SIDO sendiri terbagi ke dalam tiga segmen, dengan segmen Herbal & Supplement menjadi kontributor pendapatan terbesar hingga 63,3% per 9M23 berkat produk unggulannya, β€˜Tolak Angin’, yang merupakan market leader. Dari sisi laba, kontribusi segmen Herbal & Supplement mencapai 78,2%, disebabkan oleh margin yang lebih tinggi dibandingkan dua segmen lainnya. 

Deskripsi: Prediksi populasi beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, berdasarkan kelas ekonomi.
Sumber: Boston Consulting Group (BCG)
Deskripsi: Korelasi pendapatan per kapita dan pembelanjaan terkait kesehatan.
Sumber: World Bank
Deskripsi: Kontribusi pendapatan berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan SIDO
Deskripsi: Kontribusi laba kotor berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan SIDO
Deskripsi: Produk-produk SIDO berdasarkan segmen.
Sumber: Presentasi SIDO
Deskripsi: Market share produk β€˜Tolak Angin’.
Sumber: Presentasi SIDO berdasarkan data Nielsen

Valuasi

Seiring dengan pelemahan kinerja selama 2023, valuasi SIDO terus mengalami penurunan hingga per 9 Januari 2024 diperdagangkan di level 16,6x 1-Year Forward P/E, setara -1 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun

Kami menilai dengan prospek pertumbuhan kinerja yang kembali ke teritori positif, sentimen negatif pada valuasi SIDO akan mulai mereda, sehingga P/E dapat kembali ke level yang lebih normal di kisaran 18,5–19x, sedikit di bawah rata-rata historis. Level ini kami anggap normal dalam jangka pendek-menengah, mengingat perseroan masih dapat bertumbuh secara moderat meski belum terlalu tinggi. 

Deskripsi: SIDO 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Stockbit

Dalam jangka panjang, selain kinerja pertumbuhan yang lebih tinggi, terdapat juga potensi upside dari re-rating valuasi. Berkaca dari negara yang relatif lebih maju seperti China dan India – di mana perusahaan consumer health memiliki pertumbuhan rata-rata di kisaran double digit – valuasinya berada di kisaran 21–35x, jauh lebih tinggi dibandingkan valuasi SIDO saat ini. Oleh karena itu, dengan ekspektasi pertumbuhan yang lebih cepat, kami menilai bahwa valuasi SIDO juga berpotensi meningkat dalam jangka panjang.

Sebagai catatan, definisi valuasi yang kami gunakan di tabel di bawah ini adalah valuasi rata-rata historis dalam 5 tahun terakhir untuk mengesampingkan sentimen atau siklus sementara pada market atau emiten tertentu. 

Deskripsi: Valuasi dan pertumbuhan emiten consumer health di China dan India. Tanda * menunjukkan bahwa periode yang tersedia hanya 3 tahun.
Sumber: Bloomberg

Risiko

Risiko utama SIDO adalah apabila pemulihan yang diekspektasikan tidak terjadi dan kinerja negatif berlanjut, yang berpotensi disebabkan oleh masih lemahnya permintaan atau kenaikan signifikan pada harga bahan baku yang menekan profitabilitas.

Sementara itu, dalam jangka panjang, risiko datang dari potensi lambatnya progres makroekonomi Indonesia, sehingga potensi pertumbuhan SIDO tidak dapat terealisasi. 



________________
Penulis: 

Edi Chandren, Investment Analyst Lead

Editor:

Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research

Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist

Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.

Disclaimer: 

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (β€œStockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah β€œhttps://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β€œ@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

πŸ›’ Analisis Sektor Consumer Goods (FMCG): ICBP, INDF, MYOR, UNVR, KLBF, SIDO by Stockbit Snips

πŸ‘‹ Stockbitor!

Fast-moving consumer goods (FMCG) atau lebih dikenal sebagai consumer goods adalah produk yang dikonsumsi oleh konsumen dalam keseharian. Sesuai namanya (fast-moving), produk ini pada umumnya memiliki masa simpan yang pendek (short shelf life), dibeli konsumen secara berulang dalam jumlah yang banyak, dan dikonsumsi secara cepat. 

Contoh produk FMCG di antaranya makanan dan minuman, sembako, produk kebersihan dan perawatan tubuh (home and personal care), obat bebas (OTC), hingga rokok.

Karena termasuk kebutuhan pokok, karakteristik lain dari produk FMCG yakni non-cyclical alias konsumsinya relatif tidak terpengaruh siklus ekonomi. Ketika ekonomi sedang ekspansi maupun resesi, orang akan tetap mengonsumsi produk-produk di atas, bukan?

Satu hal yang sangat melekat dengan produk FMCG adalah brand. Di satu rak supermarket untuk kategori sabun mandi, misalnya, terdapat berbagai brand yang berasal dari banyak perusahaan. Bahkan, satu perusahaan dapat mengembangkan beberapa brand dalam kategori produk yang sama untuk menyasar segmen konsumen yang berbeda. 

Kembali ke contoh sabun mandi, Unilever (UNVR) memiliki brand Lifebuoy dan Lux. Untuk kategori sampo, ada Clear, Clear Men (sampo khusus pria), dan Sunsilk (sampo khusus wanita).

Selain terkait segmentasi pasar, mengapa brand menjadi sangat penting bagi perusahaan FMCG atau consumer goods? Hal ini disebabkan produk FMCG sangat beragam dan merupakan substitusi satu sama lain sehingga perusahaan perlu membangun brand equity yang membedakannya dari kompetitor. Dengan memiliki brand equity yang kuat, perusahaan juga dapat memiliki pricing power yang lebih besar dalam penentuan harga jual produk.

Salah satu cara untuk membangun brand equity adalah melalui iklan dan promosi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika produk FMCG mendominasi iklan di TV. Perusahaan FMCG mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk beban iklan dan promosi, yang besarannya rata-rata mencapai 7,6% dari pendapatan.

Saham Perusahaan FMCG Terbesar di Indonesia

Sebagian besar dari kita pasti sudah familiar dengan produk FMCG atau consumer goods. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, setiap hari kita mengonsumsi produk tersebut. Namun, mungkin belum banyak yang tahu bahwa selain hanya menjadi konsumen produknya, kita juga bisa menjadi pemilik perusahaannya dengan membeli sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Per April 2022, terdapat sekitar 90 perusahaan FMCG yang tercatat di BEI. Sektor FMCG sendiri berkontribusi terhadap 10% dari total market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berikut ini ringkasan mengenai 4 perusahaan FMCG terbesar di Indonesia.

1. Indofood (ICBP dan INDF)

Indofood adalah bagian dari Salim Group, dengan pemegang saham pengendali Anthoni Salim, orang terkaya ke-3 di Indonesia versi Forbes 2021. Indofood (INDF) bergerak di bisnis yang terintegrasi secara vertikal mulai dari kelapa sawit (melalui SIMP dan LSIP), tepung Bogasari, dan produk konsumen melalui Indofood CBP (ICBP). 

Beberapa brand unggulan Indofood di antaranya Indomie, Indomilk, Chitato, Bumbu Racik, Promina, Bogasari, La Fonte, Bimoli, dan Palmia.

Indofood CBP mengakuisisi Pinehill Company Limited (PCL) senilai hampir 3 miliar dolar AS pada 2020. PCL sendiri menjual produk Indomie untuk pasar Afrika dan Eropa. Akuisisi tersebut tampak membuahkan hasil karena adanya konsolidasi kinerja PCL ke dalam laporan keuangan Indofood CBP. Tercatat penjualan ICBP tumbuh +21,8% YoY pada 2021, lebih tinggi dari +10,3% YoY pada 2020.

2. Mayora (MYOR)

Mayora Indah dikenal melalui brand Kopiko, Roma, Danisa, Choki Choki, Better, Torabika, Astor, Beng-Beng, Energen, hingga Le Mineral. Pemegang saham pengendalinya yakni Jogi Hendra Atmadja, orang terkaya ke-9 di Indonesia menurut Forbes 2021.

Mayora juga termasuk perusahaan FMCG Indonesia dengan penjualan ekspor terbesar, yakni mencapai 43% dari total penjualan 2021. Produk perseroan juga telah hadir di lebih dari 100 negara. Perseroan membukukan penjualan Rp27,9 T per 2021, tumbuh +14% YoY.

3. Unilever (UNVR)

Berikutnya contoh emiten consumer goods adalah Unilever Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan FMCG paling awal di Indonesia yang berdiri sejak 1933. Unilever menjadi perusahaan FMCG dengan market cap terbesar di BEI, yakni Rp148 T per April 2022. Produk perseroan juga sangat dikenal luas, misalnya Lifebuoy, Sunlight, dan Royco, yang mana ketiganya memiliki brand penetration masing-masing 91,6%, 88,4%, dan 81,4%, menurut Kantar Indonesia 2021.

Perseroan memiliki dua segmen usaha, yakni home and personal care yang berkontribusi terhadap 67% penjualan dan segmen foods and refreshment dengan kontribusi 33%. Per 2021, perseroan membukukan penjualan Rp39,5 T (-8% YoY).

4. Kalbe Farma (KLBF)

Kalbe merupakan perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara (berdasarkan market cap) yang sahamnya sudah tercatat di BEI. Salah satu pendirinya yaitu Boenjamin Setiawan, orang terkaya ke-8 di Indonesia menurut Forbes 2021. 

Beberapa brand unggulan milik Kalbe dalam segmen consumer health di antaranya Promag, Komix, Woods, Mixagrip, Procold, Neo Entrostop, dan Extra Joss.

Perseroan juga memiliki divisi nutritionals dengan produk utama susu bubuk untuk berbagai segmen usia. Beberapa brand unggulannya adalah Prenagen, Milna, Entrasol, dan Diabetasol. Kalbe juga memiliki anak usaha di bidang distribusi dan logistik, yaitu Enseval Putera Megatrading (EPMT). Perseroan membukukan penjualan Rp26,3 T per 2021, tumbuh +13,6% YoY.

5. Sido Muncul (SIDO)

Sido Muncul adalah perusahaan terbesar di bidang jamu dan obat herbal di Indonesia. Berawal dari Jamu Tolak Angin yang diformulasikan pada 1940, kini brand Tolak Angin menjadi ikon dari Sido Muncul dan menjadi market leader di segmen jamu herbal untuk mengatasi masuk angin. Selain Tolak Angin, beberapa brand unggulan Sido Muncul di antaranya Tolak Linu, Kuku Bima Ener-G, Susu Jahe, Esemag, dan Kunyit Asam.

Selain menjadi market leader industri jamu di Indonesia, perseroan juga mulai memperluas pasar ekspor. Pada 2018, Sido Muncul mendirikan anak usaha di Nigeria yang akan menjadi basis penetrasi ke pasar di Afrika Barat (ECOWAS). Per 2021, Sido Muncul membukukan penjualan Rp4 T (+20,6% YoY).


Pembahasan selengkapnya tentang analisis saham consumer goods (FMCG) bisa diakses di Unboxing Sektor Consumer di Stockbit Academy ya. Beberapa topik yang diulas mencakup pengaruh tren makro (peningkatan mobilitas, pemulihan daya beli, hingga kenaikan harga komoditas) terhadap kinerja emiten, serta tren kinerja emiten dalam 3 tahun terakhir.

Potensi dan Risiko Saham Consumer Goods

Biasanya, saham consumer goods (FMCG) sering menjadi favorit para investor di bursa, selain saham perbankan dan pertambangan. Beberapa faktor yang menjadi alasannya, yaitu:

  • Populasi dan konsumsi

Pertumbuhan penduduk, kenaikan tingkat pendapatan, hingga urbanisasi dapat mendorong konsumsi rumah tangga yang menjadi driver kinerja emiten FMCG.

  • Kinerja relatif stabil

Penjualan produk FMCG relatif tidak terpengaruh siklus ekonomi (non-cyclical), menjadikan saham consumer sebagai saham defensif bagi investor saat terjadi krisis.

  • Rutin membagikan dividen

Karena tidak bersifat capital intensive, emiten FMCG dapat membagikan laba bersih sebagai dividen secara rutin dengan payout ratio yang tinggi.

Di sisi lain, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat mengganggu kinerja perusahaan FMCG atau consumer goods, misalnya:

  • Penurunan daya beli masyarakat

Saat ekonomi lesu, konsumen dapat beralih membeli produk dengan harga yang lebih terjangkau (disebut downtrading), sehingga brand equity menjadi kurang relevan.

  • Kenaikan harga komoditas

Dapat menyebabkan penurunan margin laba, terutama jika kenaikan biaya tidak dapat diteruskan ke konsumen dalam bentuk kenaikan harga jual produk. Sebagai gambaran, beban bahan baku berkontribusi sekitar 70-80% dari total beban pokok penjualan (COGS) emiten consumer goods.

  • Persaingan dan perubahan selera konsumen

Risiko terakhir dari consumer goods berkaitan dengan ketatnya persaingan sebagai akibat dari pilihan produk yang sangat beragam. Perusahaan perlu terus berinovasi guna mengikuti perubahan selera konsumen.

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Always do your own research.

Supaya lebih lengkap, kamu juga bisa belajar di Module Sektor Consumer Staples 101 tentang hal-hal penting yang sering kamu pertanyakan saat analisis perusahaan  consumer seperti:

  • Bagaimana model bisnis perusahaan consumer staples?

  • Apa saja karakter unik perusahaan-perusahaan consumer staples?

  • Kenapa satu consumer staples sering memproduksi lebih dari satu brand untuk sebuah produk?

  • Apa saja metrik penting dalam sektor consumer staples?

  • Bagaimana cara menghitung valuasi emiten consumer staples dan apa saja faktor-faktor pertumbuhannya?

Photo by: Stockbit


Copyright 2021 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.


Disclaimer: 

Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (β€œStockbit”), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi Nasabah yang menggunakan Stockbit dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan Stockbit. 

Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah β€œhttps://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β€œ@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.