Mengenal Scalping Saham dan Strateginya / by Guest User

Setiap investor yang terjun ke pasar modal mempunyai motif ekonomi yaitu mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini bisa diperoleh dalam waktu singkat atau yang dikenal dengan istilah investor jangka pendek atau dalam jangka panjang seperti yang dilakukan oleh Warren Buffet

Tidak ada yang salah dengan metode investasi yang dipilih baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keduanya boleh saja dilakukan dengan segala resikonya. High risk high return.

Kali ini, kita akan belajar tentang scalping saham yang umumnya dilakukan oleh investor jangka pendek yang menginginkan keuntungan besar dengan resiko yang juga besar.

Definisi Scalping Saham

Apa itu scalping saham? Scalping saham adalah kegiatan seorang trader membeli dan menjual saham yang dilakukan dalam waktu yang sangat singkat bisa hanya dalam hitungan menit saja. 

Untuk bisa menentukan jenis saham yang akan dibeli jika kamu seorang scalper, istilah untuk yang melakukan scalping saham, biasanya lebih banyak menggunakan analisa teknikal untuk mengamati perubahan harga daripada analisa fundamental karena saham yang dibeli akan segera dijual kembali.

Selain scalping saham yang membeli dan menjual saham dalam waktu singkat yang berbeda dengan day trading dan swing trading. Jika scalping saham kisaran waktunya hanya menit maksimal 1 jam, maka day trading adalah jual beli saham dalam hitungan hari. 

Sedangkan swing trading lebih lama lagi bisa beberapa hari atau minggu. Sehingga untuk melakukan day trading dan swing trading, trader tetap menggunakan analisa fundamental selain analisa teknikal untuk menilai kelayakan sebuah emiten.

Teknik Scalping Saham

Untuk bisa menjadi seorang scalper, kamu harus menguasai beberapa teknik di bawah ini:

1. Moving Average

Teknik Moving Average digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari sebuah aktivitas. Teknik ini juga digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham dengan merata-ratakan harga penutupan saham pada satu periode waktu dengan jumlah waktu yang diambil. 

Sebagai contoh harga penutupan saham A adalah 20 dan 21 di hari ke 1 dan ke 2. Dari data ini kita bisa hitung moving average saham A adalah (20+21)/2 = 20,5. 

Pada umumnya, trader memakai teknik ini dengan membandingkan beberapa moving average yang mempunyai periode waktu yang berbeda. Jika moving average dengan periode yang lebih pendek berhasil menembus moving average yang lebih panjang biasanya ini menjadi salah satu signal beli untuk trader.

Sebagai contoh, ketika MA 20 berhasil melewati MA 50. Biasanya harga akan bergerak naik. 

Sebaliknya, signal jual terjadi ketika  MA yang lebih panjang berhasil menembus ke atas MA yang lebih pendek (MA50>MA20).

2. Bollinger Band

Teknik lainnya yang digunakan para scalper adalah Bollinger Band. Indikator yang juga merupakan analisa teknikal ini menggunakan pergerakan saham dengan prinsip standar dari deviasi moving average.

Grafik yang muncul berisi tiga macam informasi, yang pertama adalah garis moving average yang letaknya ada di tengah-tengah pergerakan harga, kemudian garis bollinger band atas dan bollinger band bawah. 

Pergerakan dari garis bollinger band ini memberikan 4 informasi penting yaitu:

  • Tren harga saham yang ada apakah akan terus berlanjut atau berputar arah

  • Informasi target harga yang potensial

  • Kapan volatilitas (pergerakan harga) saham akan berakhir

  • Informasi periode konsolidasi harga

Selain itu, kamu juga akan mendapatkan informasi apakah suatu saham oversold atau overbought dari penggunaan indikator ini. 

Trader yang berpengalaman akan menyarankan mencari saham yang memiliki bollinger band yang stabil di mana jika harga naik tidak akan terlalu tinggi dan juga sebaliknya, jika harga turun tidak akan terlalu tajam sehingga mengurangi resiko rugi.

Jika harga saham sudah menyentuh garis bollinger band atas, maka disarankan untuk mengambil aksi sell. Sebaliknya, jika harga saham berada di garis bollinger band bawah maka bersiaplah dengan aksi buy

Karena sifatnya yang singkat dan cepat, maka untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi ini dibutuhkan modal yang besar untuk membayar biaya sekuritas yang harus dibayarkan setiap kali melakukan transaksi. 

Selain itu untuk memaksimalkan keuntungan maka modal ini digunakan untuk membeli atau menjual saham dengan jumlah besar.

Tips Menjadi Scalper

Menerapkan strategi scalping dalam investasi saham jelas bukan hal yang mudah. Bagi kamu yang tertarik menjadi seorang scalper, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan :

1. Screening saham

Screening saham adalah proses menyaring atau memfilter saham potensial berdasarkan indikator dan kriteria tertentu. Screening saham perlu dilakukan sebelum trading agar kamu tahu saham-saham apa saja yang berpotensi menguntungkan untuk scalping.

Contoh kriteria saham yang cocok untuk scalping antara lain saham dengan volatilitas harga tinggi, cukup likuid, dan sedang hype atau lagi ramai ditransaksikan di bursa saham.

Kamu bisa memanfaatkan fitur Screener dari Stockbit untuk memfilter saham berdasarkan kriteria tertentu.

2. Miliki trading plan

Trading plan adalah rencana perdagangan yang dijadikan sebagai panduan oleh investor ketika trading. Memiliki trading plan sebelum transaksi saham sangat penting bagi seorang scalper agar kegiatan scalping-nya dapat berjalan terarah.

Terutama tahu kapan harus realisasikan keuntungan (take profit) dan kapan harus memotong kerugian (cut loss).

3. Gunakan analisa teknikal

Karena scalping dilakukan dalam waktu singkat, biasanya dalam hitungan menit atau detik saja, maka teknik analisa saham yang paling cocok diterapkan untuk tipe perdagangan saham ini adalah analisa teknikal.

Analisia ini menganalisis pergerakan harga saham berdasarkan data pasar, volume transaksi, hingga pola-pola yang terbentuk pada grafik saham. 

4. Fokus pada satu saham sekali waktu

Menjadi seorang scalper menuntut kamu untuk fokus memantau pergerakan harga saham secara real-time. Tidak bisa ditinggal lama, apalagi di saat kamu tengah memperdagangkan saham dengan volatilitas harga tinggi.

Sebab ketinggalan beberapa detik saja, kamu bisa kehilangan momentum untuk cut loss atau take profit di harga yang diharapkan sesuai trading plan

Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya fokus pada satu saham saja sekali waktu. Hindari membuka banyak perdagangan saham secara bersamaan karena dapat mengganggu konsentrasi dan menyebabkan hasil trading yang sedang berlangsung menjadi kurang optimal.   

5. Pilih sekuritas dengan fee broker murah

Bagi kamu yang ingin scalping saham wajib mempertimbangkan biaya broker. Sebab dalam strategi scalping kamu akan banyak melakukan transaksi jual beli saham yang mana terdapat fee broker yang harus dibayar dalam setiap transaksi tersebut.

Semakin sering kamu melakukan transaksi, maka semakin besar pula fee yang harus dibayar sehingga dapat turut menekan jumlah keuntungan trading yang diperoleh. Solusinya, pilih sekuritas dengan biaya broker murah seperti Stockbit - fee beli 0,1% dan fee jual 0,2%.

6. Lakukan money management

Dalam trading saham yang namanya risiko kerugian pasti selalu ada, termasuk saat melakukan scalping. Karena itu, selain harus disiplin menjalankan trading plan, seorang scalper juga perlu memiliki manajemen modal yang baik agar tidak cepat kehabisan modal.

Caranya adalah dengan selalu membatasi risiko kerugian pada tingkatan atau persentase tertentu serta tidak menjadi serakah ketika perdagangan sedang dalam posisi untung. 

***

Karena cepatnya transaksi dan tingginya modal, maka scalping saham tidak disarankan untuk trader pemula di mana resikonya cukup besar jika dilakukan tanpa ilmu dan pengalaman yang cukup.