9 Daftar Saham Farmasi di Bursa Efek Indonesia / by Guest User

saham farmasi

Daftar saham farmasi di Bursa Efek Indonesia memang tidak sedikit. Meskipun banyak yang menilai sektor ini masih kalah menarik dari sektor teknologi yang sedang hype akhir-akhir ini, faktanya emiten yang listing di sektor ini masih menorehkan kinerja yang cukup menarik untuk ditelisik.

Bagi investor tentu tidak hanya memperhatikan naik-turunya pasar modal, namun juga harus mengenal lebih jauh emiten-emiten pada sektor tertentu, salah satunya yaitu sektor farmasi. 

Farmasi dinilai menjadi sektor yang memiliki peluang karena kinerjanya yang cukup baik. Sebelum berinvestasi pada sektor ini, berikut kami rangkum 9 emiten farmasi yang perlu kamu ketahui:

  1. PT Kalbe Farma Tbk - KLBF

  2. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk - SIDO

  3. PT Kimia Farma (Persero) Tbk - KAEF

  4. PT Indofarma (Persero) Tbk - INAF

  5. PT Tempo Scan Pacific Tbk -  TSPC

  6. PT Phapros Tbk - PEHA

  7. PT Pyridam Farma Tbk - PYFA

  8. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk - DLVA

  9. PT Soho Global Health Tbk - SOHO

1. KLBF, PT Kalbe Farma Tbk

Emiten saham farmasi yang kini memiliki nilai market cap sebesar lebih dari Rp 74 T di BEI ini, memang cukup dikenal di masyarakat. Betapa tidak? Sebagai perusahaan yang memproduksi aneka produk obat, suplemen, hingga melayani jasa perdagangan farmasi ini, dinilai sanggup mempertahankan kualitas produk dan kinerjanya sejak IPO di tahun 1991 silam. 

Hal tersebut dinilai wajar, mengingat perusahaan yang didirikan di tahun 1966 tersebut sudah memiliki segudang pengalaman. 

Pada tahun 2021 kemarin, emiten farmasi yang satu ini berhasil  mencetak penjualan hingga Rp 26,3 triliun atau naik 13,6% dibanding tahun sebelumnya. Sementara laba bersih KLBF tercatat 16,5% year on year (yoy) menjadi Rp 3,2 triliun.

2. SIDO, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Dikalangan masyarakat, Sido Muncul lebih dikenal sebagai produsen Jamu dan Farmasi modern yang memiliki standarisasi tinggi. Diketahui, perusahaan senantiasa berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, sejak pendirian nya di tahun 1975 silam. 

Meskipun baru listing di akhir tahun 2013 yang lalu, saham farmasi yang satu ini cenderung mengalami pertumbuhan Market Cap hingga menembus angka Rp 27 T di BEI. 

Tercatat SIDO berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 395 miliar pada kuartal IV-2021. Alhasil, sepanjang 2021, SIDO mencatatkan laba bersih Rp 1,3 triliun atau naik 35% secara year on year.

3. KAEF, PT Kimia Farma (Persero) Tbk

Meskipun memiliki banyak kemiripan dengan PT Indofarma semisal sama-sama BUMN dan sama-sama IPO di tahun 2001, perusahaan farmasi ini telah berdiri jauh lebih dulu. 

Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan bila masyarakat relatif lebih familiar dengan perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1971 ini, dan terhitung memiliki market cap lebih dari Rp 8 T di BEI. 

Kinerja yang apik PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 301,9 miliar hingga kuartal III-2021.

4. INAF, PT Indofarma (Persero) Tbk

Perusahaan farmasi yang satu ini adalah salah satu usaha yang dimiliki oleh negara dan dikelola dalam holding BUMN yang dipimpin oleh Bio Farma. Sejak pendirian di 2 Januari 1996 silam, perusahaan ini telah mengalami beberapa kali pasang surut. 

Meskipun demikian, perusahaan yang sudah listing di BEI pada tahun 2001 tersebut, masih dapat mempertahankan nilai market cap yang cukup tinggi, diatas angka Rp 4 T. 

Saham emiten yang bergerak di sektor farmasi ini pernah mencapai titik tertinggi Rp 6.500 pada 28 Desember 2018, namun kembali mengalami penurunan di tahun 2020 dan 2022.

5. TSPC, PT Tempo Scan Pacific Tbk

Pada mulanya, emiten saham farmasi yang berdiri sejak tahun 1970 ini bernama PT Scanchemie. Namun seiring dengan waktu berjalan, manajemen perusahaan memutuskan untuk melakukan pengubahan dan penyesuaian, serta melakukan IPO di BEI pada pertengahan tahun 1994. 

Sejak berdiri hingga sekarang perusahaan ini berkecimpung di bidang farmasi, yang juga menjual produk kosmetika serta jasa distribusi. Meski mengalami pasang surut, terpantau market cap dari perusahaan ini masih berada di kisaran Rp 6,5 T.

6. PEHA, PT Phapros Tbk

Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1954 ini, merupakan anak usaha Kimia Farma (KAEF) yang sama-sama merupakan emiten saham farmasi. Tercatat, KAEF menguasai 56,7% saham dari perusahaan yang aktif memproduksi lebih dari 250 macam obat hasil riset internal, dan telah IPO sejak akhir tahun 2018 tersebut. 

Meskipun setelah 3 tahun terakhir mengalami pasang surut, namun pada  kuartal I-2022 PEHA berhasil membukukan kenaikan penjualan bersih pada tiga bulan pertama. Penjualan PEHA naik 19,51% secara year on year (yoy) menjadi Rp 269,25 miliar dari Rp 225,29 miliar.

7. PYFA, PT Pyridam Farma Tbk

Sejak listing di tahun 2001 silam, perusahaan yang berdiri sejak 1976 ini telah menjual sekitar 47% saham perseroan kepada Rejuve Global Investment Pte Ltd pada tahun 2020 yang lalu. 

Hal itu dinilai langkah yang cukup baik untuk diambil oleh perusahaan farmasi ini, mengingat perusahaan sempat mengalami perbaikan kinerja yang tercermin dari penurunan DER saham farmasi di akhir tahun 2020 yang lalu. Hingga tahun 2022, saham ini cukup stabil berada di angka rata-rata Rp 1.000.

8. DVLA, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 

Diketahui, perusahaan ini merupakan perusahaan farmasi, yang sudah berdiri sejak tahun 1976 silam. Sejak pertama kali listing di bulan November 1994, perusahaan ini terus menorehkan kinerja yang cukup baik hingga memiliki nilai market cap lebih dari Rp 3 T. 

DVLA  mencatatkan laba bersih sebesar Rp 146,72 miliar pada tahun 2021 yang terbilang turun 9,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun selama 5 tahun terakhir DVLA berhasil menorehkan kinerja yang cukup baik dan dibuktikan mencapai titik tertinggi pada Rp 2.980 pada 18 Februari 2022.

9. SOHO, PT Soho Global Health Tbk

Di Indonesia, emiten saham farmasi yang satu ini termasuk salah satu perusahaan farmasi paling senior. Sebab, PT Soho Global Health sendiri sudah berdiri sejak tahun 1946.

 Meskipun demikian, terdapat fakta menarik bahwa perusahaan ini baru melakukan IPO di lantai bursa pada tahun 2020 yang lalu.

 Tercatat, kini perusahaan ini memiliki market cap lebih dari Rp 8,5 T. Sempat menyentuh angka tertinggi Rp 11.350 pada 18 September 2020, SOHO terus mengalami penurunan hingga Rp 6.375 pada 24 Mei 2022. 

***

Oke, itulah tadi artikel singkat kami tentang 9 Daftar Saham Farmasi di Bursa Efek Indonesia. 

Sekedar pengingat kembali, konten ini ditulis hanya untuk tujuan edukasi, dan tidak memberikan rekomendasi terkait emiten di atas ataupun emiten manapun. Semoga artikel tadi dapat bermanfaat, sampai jumpa lagi di artikel selanjutnya!